Menopause dikenal sebagai masa berakhirnya menstruasi atau haid, dan
sering dianggap menjadi momok dalam kehidupan wanita. Sebagian besar
wanita mulai mengalami gejala menopause pada usai 40-an dan puncaknya
tercapai pada usia 50 tahun. Kebanyakan mengalami gejala kurang dari 5
tahun dan sekitar 25% lebih dari 5 tahun. Namun bila diambil
rata-ratanya, umumnya seorang wanita akan mengalami menopause sekitar
usia 45-50 tahun (Rostiana 2009).
Menurut perhitungan para ilmuwan pada tahun 2030 mendatang
diperkirakan jumlah perempuan di dunia yang memasuki masa menopause akan
mencapai 1,2 milyar orang. Itu artinya sebanyak 1,2 milyar perempuan
akan memasuki usia lebih 50 tahun, dan angka itu merupakan tiga kali
lipat angka sensus tahun 1990 tentang jumlah perempuan menopause
(Siswono 2001). Sementara di Indonesia menurut badan pusat statistika
(BPS), pada 2025 diperkirakan akan ada 60 juta wanita menopause (Anonim
2007).
Akibat perubahan dari haid menjadi tidak haid lagi, otomatis terjadi
perubahan organ reproduksi wanita. Perubahan fungsi indung telur akan
memengaruhi hormon dalam yang kemudian memberikan pengaruh pada organ
tubuh wanita pada umumnya. Tidak heran apabila kemudian muncul berbagai
keluhan fisik, baik yang berhubungan dengan organ reproduksinya maupun
organ tubuh pada umumnya. Tidak hanya itu, perubahan ini seringkali
memengaruhi keadaan psikis seorang wanita (Rostiana 2009).
Keluhan psikis sifatnya sangat individual yang dipengaruhi oleh
sosial budaya, pendidikan, lingkungan, dan ekonomi. Keluhan fisik maupun
psikis ini tentu saja akan mengganggu kesehatan wanita yang
bersangkutan termasuk perkembangan psikisnya. Selain itu, bisa
memengaruhi kualitas hidupnya. Dalam menyingkapi dirinya yang akan
memasuki masa menopause, beberapa wanita menyambutnya dengan biasa.
Mereka menganggap kondisi ini sebagai bagian dari siklus hidupnya
(Rostiana 2009).
Gejala-gejala psikologis pada masa menopause adalah perasaan murung,
kecemasan, irritabilitas dan perasaan yang berubah-ubah, labilitas
emosi, merasa tidak berdaya, gangguan daya ingat, konsentrasi berkurang,
sulit mengambil keputusan, merasa tidak berharga (Glasier dan Gebbie
2006). Sementara gejala-gejala fisik yang timbul pada menopause adalah
semburan rasa panas (hot flushes) dan keringant pada malam
hari, kelelahan, insomnia, kekeringan kulit dan rambut, sakit dan nyeri
pada persendian, sakit kepala, palpitas (denyut jantung cepat dan
teratur), dan berat badan bertambah (Anonim 2007).
Makalah ini ingin menjelaskan mengenai pengertian menopause dan
faktor-faktor yang mempengaruhinya, bagaimana proses fisiologis
menopause, gejala fisik dari menopause, serta temuan-temuan ilmiah
terkait makanan dan minuman yang cocok untuk dikonsumsi oleh wanita yang
sedang mengalami menopause. Selain itu akan dijelaskan juga mengenai
terapi estrogen pada wanita menopause.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar