A.
Masuknya Islam ke Indonesia
Setelah wafatnya
Nabi Muhammad SAW pada tahun 623 M. kepemimpinan Islam dipegang oleh para
khalifah. Dibawah kepemimpinan para kholifah agama Islam mulai disebarkan lebih
luas lagi. Sampai abad ke-8 sajapengarus Islam telah menyebar ke seluruh Timur
Tengah, Afrika Utara, dan Spanyol. Kemudian pada masa dinasti Ummayah, pengaruh Islam mulai berkembang
hingga nusantara.
Sejarah mencatat
kepulauan-kepulauan Nusantara merupakan daerah yang terkenal sebagai
penghasilan rempah-rempah terbesar di dunia. Hal tersebut membuat banyak
pedagang dari berbagai penjuru dunia datang ke nusantara untuk membeli
rempah-rempah yang akan dijual kembali ke daerah asal mereka. Termasuk para
pedagang dari Arab, Persia, dan Gujarat. Selain berdagang, para pedagang muslim
tersebut juga berdakwah untuk mengenal agama islam kepada kependudukan local.
Berkembangnya
islam di Indonesia tiak lepas dari peranan para pedagang Arab, Persia, dan
India. Islam masuk ke Indonesia melalui Teluk Persia dan Syiria, terus ke
Peureulak dan Sumatera melalui samudra pasai di aceh bagian utara selanjutnya
ke daerah lain di Sumatra.
Menurut para ahli
sejarah Islam masuk ke Indonesia sekitar abad ke 1 hijriah atau abad ke 7
Masehi, tetapi ada juga yang berpendapat abad ke 13 Masehi, namun demikian
perbedaan pendapat tersebut tidak perlu diperdebatkan panjang lebar. Adapun
yang terpenting saat ini agama Islam telah menjadi bagian integral bangsa
sekaligus menjadi ciri khas bangsa Indonesia.
Setidaknya ada beberapa pendapat tentang masuknya Islam ke Indonesia.
·
Pertama, Islam yang masuk dan berkembang di
Indonesia berasal dari Jazirah Arab atau bahkan dari Makkah pada abad ke-7
M, pada abad pertama Hijriah. Pendapat ini adalah pendapat Hamka, salah seorang
tokoh yang pernah dimiliki Muhammadiyah dan mantan ketua MUI periode
1977-1981. Hamka yang sebenarnya bernama Haji Abdul Malik bin Abdil Karim
mendasarkan pendapatnya ini pada fakta bahwa mazhab yang berkembang di
Indonesia adalah mazhab Syafi’i. Menurutnya, mazhab Syafi’i berkembang sekaligus dianut oleh
penduduk di sekitar Makkah. Selain itu, yang tidak boleh diabaikan adalah fakta
menarik lainnya bahwa orang-orang Arab sudah berlayar mencapai Cina pada abad
ke-7 M dalam rangka berdagang. Hamka percaya, dalam perjalanan inilah, mereka
singgah di kepulauan Nusantara saat itu.
·
Kedua, Islam dibawa dan disebarkan di
Indonesia oleh orang-orang Cina. Mereka bermazhab Hanafi. Pendapat ini
disimpulkan oleh salah seorang pegawai Belanda pada masa pemerintahan kolonial
Belanda dulu.
Sebelum Indonesia merdeka,
orang-orang Belanda pernah menguasai hampir seluas Indonesia sekarang sebelum
ditaklukkan oleh tentara Jepang pada 1942. Tepatnya pada 1928, Poortman memulai
penelitiannya terhadap naskah Babad
Tanah Jawi dan Serat
Kanda.
Tidak berhenti di situ, ia
melanjutkan penelitiannya terhadap naskah-naskah kuno Cina yang tersimpan di
klenteng-klenteng Cina di Cirebon dan Semarang. Ia pun sempat mencari
naskah-naskah kuno di sebuah klenteng di Batavia, Jakarta dulu.
Hasil penelitiannya itu disimpan
dengan keterangan Uitsluiten voor
Dienstgebruik ten Kantore, yang berarti “Sangat Rahasia Hanya Boleh
Digunakan di Kantor”. Sekarang disimpan di Gedung Arsip Negara Belanda di Den
Haap, Belanda.
Pada 1962, terbit buku Pongkinangolngolan Sinambela Gelar Tuanku Rao yang
ditulis Mangaradja Onggang Parlindungan. Dalam buku ini dilampirkan juga
naskah-naskah kuno Cina yang pernah diteliti oleh Poortman.
Agama Islam masuk
ke Indonesia melalui proses perdagangan yang dilakukan oleh para pedagang
muslim. Selain itu dalam proses penyebaran Islam masuk ke dalam budaya setempat
hal ini menyebabkan secara perlahan agama Islam mengakar kuat di masyarakat dan
mempu menggeser ajaran agama yang anut sebelumnya.
1.
Proses Dakwah Islam Melalui Perdagangan
Indonesia dilauli oleh jalur perdagangan
laut yang menghubungkan anatar china dan daerah lain di Asia. Letak Indonesia
yang sangat strategis ini membuat lalu lintas perdagangan di Indonesia sangat
padat karena dilalui oleh para pedagang dari seluruh dunia termasuk para
pedagang muslim. Pada perkembangan selanjutnyam para pedagang muslim ini banyak
yang tertinggal dan mendirikan perkampungan islam di Nusantara. Para pedagang ini
juga tak jarang mengundang para ulama dan mubaligh dari negeri asal mereka ke
nusantara. Para Ulama dan mubaligh yang datang atas undangan para pedagang
inilah yang diduga memiliki salah satu peran penting dalam penyebaran Islam di
Indonesia.
Para pedagang berasal dari luar negri yang
jauh dari Indonesia, misalnya Arab, Persia, Irak, Gujarat, dan Banggal, Sri
Langka dan negri lainnya karena factor-faktor yang menentukan musim waktu
peleyaran, terpaksa tinggal di bandara-bandara yang mereka datangi. Mereka
diberi tempat oleh penguasa setempat sehingga membentyuk suatu komunitas yang sering
disebut dengan perkampungan “ Pakojan”, yaitu kampong yang khusus untuk para
pedagang muslim. Di beberapa kota lama Toponim “ Pakojan “ masih bisa di
saksikan bekasnya, yaitu di kota banten, semarang, Jakarta dan beberapa kota
lainnya.
2.
Penyebaran Islam Melalui Perekawinan dan
Hubungan Sosial
Penyebaran Islam merupaka suatu proses yang
berhubungan dengan tempat, waktu dan orang yang melakukan dari komunitas
perdagangan muslim yang datang ke Indonesia. Proses penyebaran Islam datapat
terjadi karena mereka ada yang melakukan perkawinan ddengan masyarakat biasa
maupun bangsawan yang terlebih dahulu diIslamkan. Faktor pendukung terjadinya
proses perkawinan antara para pedatang muslim dengan penduduk wanita setempat,
antara lain adalah bahwa islam tidak membedakan status social apakah orang kaya
atau miskin, orang biasa atau bangsawan. Dari pandangan rakyat pribumi,
lebih-lebih mereka yang beragama Hindu dan mengenal perbedaan status social
atas dasar pembagaian kasta.
3.
Penyebaran Islam oleh Walisongo
a.
Sunan Gresik (Maulana Malik Ibrahim )
Maulama Malik Ibrahim dikenal
dengan nama Maulana Magribi karena berasal dari wilayah Magribi ( Afrika Utara
). Ia lebih dikenal dengan sebutan Sunan Gresik, karena selama kurang 20 tahun
ia berhasil mencetak kader penyebaran agama islam pertama di pulau Jawa. Ia berdakwah secara insentif dan bijaksana,
meskipun bukan orang jawa, tetapi iya mampu mengatasi keadaan masyarakat
setempat dan menerapkan metode dakwah yang tepat unttuk menarik simpati
masyarakat kepada islam.
b.
Sunan Ampel (Maulana Rahmatullah)
Sunan Ampel mulai dakwahnya dari
sebuah pesantren yang didirikan di Ampel Denta (dekat Surabaya). Sunan Ampel
dikenal sebagi wali yang tidak setuju terhadap adat istiadat masyarakat jawa
pada saat itu. Misalnya kebiasaan mengadakan sesaji atau selamatan. Namun, para
wali lain berpendapat bahwa hal itu tidak dapat di hilangkan dengan segera,
tetapi dengan cara memasukan nilai-nilai islam didalamnya. Sunan ampel juga
dianggap sebagai penerus cita-cita dan perjuangan sunan gresik.
c.
Sunan Bonang (Maulana Makhdum Ibrahim )
d.
Sunan Drajat ( Maulana Syaifuddin )
sunana drajat dikenal sebagai seorang wali
yang berjiwa social tinggi. Jasanya terhadap yatim piatu, fakir miskin dan
orang sakit cukup banyak. Perhatiannya yang demikian besar. Terhadap masalah
soaial sangat tepatkarena ia hidup pada saat kerjaan Majapahit runtuh dan
rakyat mengalami kritis yang memperhatinkan. Selain itu dalam berdakwah ia juga
menggunakan media kesenian, pangkur adalah salahsatu ciptaannya.
e.
Sunan Giri ( Maulana Ainul Yaqin )
sunan giri yang aslinya beranama raden paku
merupaka seorang wali yang menyebarkan agama islam dengan menitikberatkan pada
bidang pendidikan. Ia pernah berlajar di pesantren Ampel Denta dan juga sebagia
pendiri pesantren Giri. Dapat dikatakan bahwa sunan Giri merupaka tokoh yang
mempersatukan Indonesia di bidang pendidikan agama islam.
f.
Sunan Kalijaga ( Maulana Muhammad Syahid )
Sunan kalijaga selain dikenal
sebagai wali juga sebagai budayawan dan
seniman karena wawasannya yang luas dan pemikirannya yang tajam. Ia tidak hanya
disukai oleh rakyat, tetapi juga oleh para cendikiwan dan penguasa. Sunan
kalijaga melakukan dakwah dengan cara berkelana, sarana dakwah yang digunakan
berupa petunjuk wayang kulit. Alur cerita dan tokoh wayang memuat nilai-nilai
Islam di antara lagu tang diciptakannya adalah Dandang Gula.
g.
Sunan Muria ( Maulana Umar Said )
Sunang muria termasuk salah satu
walisongo yang dikenal pendiam, tetapi sangat tajam fatwanya. Oleh karena itu
iya juga dikenal sebagai guru tasawuf. Dalam menyebarkan agama islam ia lebih
memfokuskan di daerah pedesaan karena ia sendiri tinggal di tempat yang jauh
dari keraimanian bersama rakyat biasa. Selain itu ia juga sebagai wali yang
menyukai seni. Dua tembang yang bernuasa Islam hasil ciptanyaan adalah “sinom
dan kinanti”
h.
Sunan Kudus ( Maulana Fa’jar Shaqid )
Walisongo yang mendapat gelar gelas
al-limi (orang berilmu luas) adalah sunan kudus kerena memiliki berbagai ilmu
agama, seperti ilmu tauhid, dan fikih. Karena kahliannya itu iya mendapat
kepercayaandari kesultanan demakuntuk mengendalikan pemerintahan dan hakim
tinggi di wilayah itu. Untuk melancarkan penyebaran islam ia membangun sebuah
masjid di kudus yang disebut menara kudus karena di sampingnya terdapat menara
tempat beduk masjid.
i.
Sunan Gunung Jati ( Maulana Syarif Hidayatullah
)
Salah seorang walisongo yang sangat
berperan dalam penyebaran agama islam di Cirebon-jawa barat adalah sunan gunung
jati. Ia dilahirkan di Mekkah dan beliau cucu raja pajajaran. Setelah dewasa,
ia memilih dakwah di jawa dan mengggatikan kedudukan pamannya. Beliau berhasil
menjadikan Cirebon sebagai kerajaan islam pertama di Jawa Barat.
Selain itu juga ada beberapa
tokoh penyebaran islama berdasarkan cerita rakyat atau babad yang yang
diglongkan pula kepada wali, misalnya Syekh Bontang dan Sunan Bayat.
B.
Sumber-sumber Sejarah Masuknya Islam di
Indonesia
1.
Sumber dari para pedagang Arab
Menurut ketrangan Ibnu Hardadzabeth (844-848M), pedagang Sulaiman (902M),
Ibnu Rasteh(903M), Abdu Zayid (916M), ahli geografi Mas’udi (955M), kerajaan
Sribuza (sriwijaya) berda pada kekuasaan Raja Zabag yang kaya dan menguasai
jalur dagang dengan kerajaan Oman. Dari Sribza (sriwijay) para pedgang Arab
memperoleh kayu gaharu, kayu cendana, kayu barus dan masih banyak lagi. Dengan
demikian para oedagang sriwijaya abad ke 9-13 M bukan hanya berdagang dengan
pedagang cina dan india, melainkan juga dengan pedagang Arab dan Persia.
Jadilah proses interaksi di antara mereka yang mengakibatkan banyaknya
masyarakat setempat yang tertarikterhadap ajaran agama islam yang dibawa oleh
orang-orang Arab dan Persia.
2.
Sumber dari Marcopolo
Marcopolo menyatakan bahwa telah ada kerajaan islam di Fumasik dan
Samudera Pasai setelah ia melakukan perjalanan pulang dari cina menuju Persia
dan singgah di Perlak pada 1292. Kedua perdagang tersebut menguasai perdagangan
di selat malaka dan masih mengakui kedaulatan Majapahit. Kedau kerajaan itu
juga memiliki pelabuhan –pelabuhan dagang penting untuk mengekspor lada ke
Gujarat dan Banggola.
Diantara pelabuhan penting lain di jalur dagang internasional terdapat
pula kerjaan islam terbesar, yaitu kerajaan malaka. Pelabuhan ini mulai ramai
pada abad ke 12 M ketika majapahit masih memiliki pengaruh di kawasan tersebut
dan ketika para pedagang islam dari berbagai bangsa sudah melakukan perdagangan
dengan pedagang di kawasan ini.
3.
Sumber dari Tome Pires
Menurut Tome Pires pengembara asaka portugis, pelabuhan Malaka rami
dikunjungi para pedagang dari barat dan pedagang dari timur. Sambil menunggu
proses pengangkatan barang ke kapal dan pembongkaran barang dari kapal, serta
menunggu musim yang baikuntuk berlayar para pedagang tersebut menetap untuk
beberapa lama di kota Malaka. Para pedagang Indonesia yang terbuka terhadap
pengaruh asing banyak belaja dari para pedagang ini mengenai kebudayaan, ilmu
pengetahuan, dan agama islam. Dari mereka, Islam menyebar keseluruh penduduk
terutama di daerah pesisir.
4.
Sumber dari Batu Nisan
Pada abad ke 11 di pasisir utara Timur Jawa , yaitu di Leran dan Gresik
ditemukan sebuah nisan yang bertulisan jenis huruf arab dan nisan kubur di
phonrang, cempa. Nisan leran ini juga menyebutkan nama seorang wanita Fatimah
binti Maimun bin Hibatullah yang wafat pada tanggal 7 rajab 475 H.
Berdasarkan temuan nisan kubur Fatimah binti Maimun Binti Hibatullah ini
diperkirakan bahwa dipesisir utara jawa timur khususnya di Leran telah terdapat
sekelompok muslim yang mungkin berasal dari Timur Tengah.
5.
Sumber dari Sejarah Cina
Berita
dari Mo Huan yang mengikuti Laksamana Cheng Ho dalam berita ekspedisinya yang
diterbitkan dalam buku Ying Yai Sheng Lan memebrikan bukti tentang keberadaan
komoditas muslim di daerah pesisir pulau jawa terutama Jawa Timur. Dikemukakan
bahwa sebagian penduduk Tuban dan Gresik adalah muslim yang berasal dari setiap
kerajaan dari barang yang telah merantau ke daerah ini sebagai pedagang.
Golongan lainnya adalah orang Tang yang berasal dari Kuangtung d an tempat lain
di wilayah cina selatan, kebayakan dari mereka memeluk agama islam, salat, dan
berpuasa. Ma Huan juga menginformasika tentang penduduk pribumi yang belum
menjadi islam,
C.
Kerajaan-Kerajaan Islam di Indonesia dalam
Menyebarkan Islam
1.
Kerajaan Samudra Pasai
Kerajaan Samudra Pasai adalah
kerajaan islam yang pertama di Indonesia. Kerajaan ini didirikan oleh sultan
malik al saleh. Awal berdirinya kerjaan ini diketahui dari batu nisan makam
raja Malik al Saleh yang meninggal tahun 696 H atau 1297 M. Diperkirakan bahwa
dia merupakan raja pertama kerajaan ini. Setelah beliau wafat, kerajaannya
berturut-turut dipegang oleh keturunannya, yaitu sultan Muhammad malik
At-Taher, sultan Muhammad ahmad dan sultan Zailanal Abidin.
2.
Kerajaan Aceh
Kerajaan Aceh berdiri pada awal abad ke-16 yang didirikan oleh
Sultan Ali Mughayat Syah setelah berhasil melepaskan diri dari kerajaan Pedir.
Beberapa faktor yang mendorong berkembangnya kerajaan Aceh, antara lain :
Jatuhnya Malaka dalam kekuasaan Portugis tahun 1511
Letak kerajaan Aceh sangat strategis pada jalur perdagangan internasional
Kerajaan Aceh mempunyai pelabuhan dagang yang ramai dan menjadi pusat agama Islam.
Kerajaan Aceh akhirnya mengalami puncak kejayaan pada masa pemerintahan Sultan Iskandar Muda (1607-1636). Wilayah kekuasaan kerajaan Aceh bertambah luas hingga ke Deli, Nias, Bintang, Johor, Pahang, Perah dan Kedah. Dalam upayanya memperluas wilayah ternyata diikuti dengan upacara penyebaran agama Islam sehingga daerah-daerah yang dikuasai Kerajaan Aceh akhirnya menganut Islam
Corak pemerintahan kerajaan Aceh memiliki ciri khusus yang didasarkan pemerintahan sipil dan agama. Hukum adat dijalankan berlandaskan Islam yang disebut Adat Maukta Alam.
Setelah Sultan Iskandar Muda meninggal Aceh mengalami kemunduran karena :
1. Tidak ada raja-raja yang mampu mengendalikan daerah Aceh yang demikian luas
Jatuhnya Malaka dalam kekuasaan Portugis tahun 1511
Letak kerajaan Aceh sangat strategis pada jalur perdagangan internasional
Kerajaan Aceh mempunyai pelabuhan dagang yang ramai dan menjadi pusat agama Islam.
Kerajaan Aceh akhirnya mengalami puncak kejayaan pada masa pemerintahan Sultan Iskandar Muda (1607-1636). Wilayah kekuasaan kerajaan Aceh bertambah luas hingga ke Deli, Nias, Bintang, Johor, Pahang, Perah dan Kedah. Dalam upayanya memperluas wilayah ternyata diikuti dengan upacara penyebaran agama Islam sehingga daerah-daerah yang dikuasai Kerajaan Aceh akhirnya menganut Islam
Corak pemerintahan kerajaan Aceh memiliki ciri khusus yang didasarkan pemerintahan sipil dan agama. Hukum adat dijalankan berlandaskan Islam yang disebut Adat Maukta Alam.
Setelah Sultan Iskandar Muda meninggal Aceh mengalami kemunduran karena :
1. Tidak ada raja-raja yang mampu mengendalikan daerah Aceh yang demikian luas
2. Timbulnya pertikaian antara golongan bangsawan
(teuku) dan golongan ulama (teungku)
3. Timbulnya pertikaian golongan ulama yang beraliran Syiah dan Sunnah Wal Jamaah
4. Banyak daerah yang melepaskan diri seperti Johong, Pahang, Perlak, Minangkabau dan Syiak
5. Mundurnya perdagangan karena selat Malaka dikuasai Belanda (1641)
3. Timbulnya pertikaian golongan ulama yang beraliran Syiah dan Sunnah Wal Jamaah
4. Banyak daerah yang melepaskan diri seperti Johong, Pahang, Perlak, Minangkabau dan Syiak
5. Mundurnya perdagangan karena selat Malaka dikuasai Belanda (1641)
3.
Kerajaan Malaka
Pendiri dan Sultan pertama
kerajaan Malaka bernama Parameswara (1400M-1414M).Konversi keislaman
Parameswara digambarkan dalam sejarah Melayu. Teks klasik Melayu tentang
kerajaan Malaka, melalui proses mimpi bertemu nabi Muhammad saw. yang
membimbingnya menyebut dua kalimat
syahadat. Namun, upacara Parameswara masuk Islam di pimpin oleh syayid abdul aziz, seorang
guru pengembara asal Jeddah. Kerajaan malaka berdiri pada awal ke 15 bersamaan
dengan intensifikasi islamisasidan perkembangan perekonomian perdagangan di
selatan malaka.
Secara kronologis, raja-raja yang berkuasa setelah Parameswara
(Iskandarsyah) ialah Muhammad Iskandarsyah (memerintah tahun 1414-1424M dan
menikah dengan putri Pasai). Sultan Mudzafat Syah, sultan Mansyur Syah
(1458M-1477M). Sultan Alaudin Syah (1477M-1488M). Kerajaan ini mengalami
keruntuhan setelah direbut oleh Bangsa Portugis di bawah pimpinan Al Fanso de
Albi Quer que pada tahun 1511M.
4.
Kerajaan Demak
Kerajaan Demak didirikan oleh Raden Patah pada akhir abad 15,
setelah berhasil melepaskan diri dari pengaruh kerajaan Majapahit. Kerajaan
Demak merupakan kerajaan Islama pertama yang berdiri di pulau jawa. Pada masa
pemerintahan Raden Patah, Demak mengalami perkembangan pesat. Faktor=factor
pendorong kemajuan kerajaan demak adalah :
·
Runtuhnya
kerajaan majapahit
·
Letak
Demak strategis di daerah pantai sehingga hubungan dengan dunia luar menjadi
terbuka
·
Pelabuhan
Bargota di Semarang merupakan pelabuhan ekspor impor yang sangan penting bagi
demak
·
Demak
memiliki sungai sebagai penghubung daerah Demak
Kerajaan
Demak dengan bantuan wali sanga berkembang menjadi pusat penyebaran agama Islam
di Jawa pada masa inilah Masjid Agung Demak dibangun. Ketika Malaka.
Dikuasai Portugis, Demak
merasa dirugikan sehingga pasukan Demak yang dipimpin Pati Unus dikirim untuk
menyerang Portugis di Malaka tahun 1513, tetapi mengalami kegagalan. Pati Unus
kemudian terkenal dengan sebutan Pangeran Sabrang Lor.
5.
Kerajaan Mataram
Kerajaan Mataram Islam berdiri tahun 1586 dengan raja yang
pertama Sutawijaya yang bergelar Panembahans Senopati (1586-1601). Pengganti
Penembahan Senopati adalah Mas Jolang (1601 – 1613). Dalam usahanya
mempersatukan kerajaan-kerajaan Islam di Pantai untuk memperkuat kedudukan
politik dan ekonomi Mataram. Mas Jolang gugur dalam pertempuran di Krapyak
sehingga dikenal dengan nama Panembahan Seda Krapyak.
Kerajaan Mataram kemudian diperintah Sultan Agung pada masa inilah Mataram mencapai puncak kejayaan. Wilayah Mataram bertambah luas meliputi Jawa Tengah, Jawa Timur dan sebagian Jawa Barat kemajuan yang dicapai Sultan Agung meliputi :
1) Bidang Politik
Sultan Agung berhasil menyatukan kerajaan-kerajaan Islam di Jawa dan menyerang VOC di Batavia. Serangan Mataram terhadap VOC dilakukan tahun 1628 dan 1929 tetapi gagal mengusir VOC. Penyebab kegagalan antara lain :
a. Jaraknya terlalu jauh yang mengurangi ketahanan prajurit Mataram
b. Kekurangan persediaan makanan
c. Pasukan Mataram kalah dalam persenjataan dan pengalaman perang.
2) Bidang Ekonomi
Kerajaan Mataram mampu meningkatkan produksi beras dengan memanfaatkan beberapa sungai di Jawa sebagai irigasi
3) Bidang Sosial Budaya
Munculnya kebudayaan kejawen yang merupakan kebudayaan asli Jawa dengan kebudayaan Islam
Sultan Agung berhasil menyusun Tarikh Jawa
Ilmu pengetahuan dan seni berkembang pesat, sultan Agung mengarang kita sastra Gending Nitisruti dan Astabrata.
Sepeninggal Sultan Agung tahun 1645, kerajaan mataram mengalami kemunduran sebab penggantinya cenderung bekerjasama dengan VOC.
Kerajaan Mataram kemudian diperintah Sultan Agung pada masa inilah Mataram mencapai puncak kejayaan. Wilayah Mataram bertambah luas meliputi Jawa Tengah, Jawa Timur dan sebagian Jawa Barat kemajuan yang dicapai Sultan Agung meliputi :
1) Bidang Politik
Sultan Agung berhasil menyatukan kerajaan-kerajaan Islam di Jawa dan menyerang VOC di Batavia. Serangan Mataram terhadap VOC dilakukan tahun 1628 dan 1929 tetapi gagal mengusir VOC. Penyebab kegagalan antara lain :
a. Jaraknya terlalu jauh yang mengurangi ketahanan prajurit Mataram
b. Kekurangan persediaan makanan
c. Pasukan Mataram kalah dalam persenjataan dan pengalaman perang.
2) Bidang Ekonomi
Kerajaan Mataram mampu meningkatkan produksi beras dengan memanfaatkan beberapa sungai di Jawa sebagai irigasi
3) Bidang Sosial Budaya
Munculnya kebudayaan kejawen yang merupakan kebudayaan asli Jawa dengan kebudayaan Islam
Sultan Agung berhasil menyusun Tarikh Jawa
Ilmu pengetahuan dan seni berkembang pesat, sultan Agung mengarang kita sastra Gending Nitisruti dan Astabrata.
Sepeninggal Sultan Agung tahun 1645, kerajaan mataram mengalami kemunduran sebab penggantinya cenderung bekerjasama dengan VOC.
6.
Kerajaan
Cirebon
Kerajaan Cirebon didirikan Fatahillahs setelah menyerahkan
Banten kepada putranya. Pada masa pemerintahan Fatahillah (Sunan Gunung Jati)
perkembangan agama Islam di Cirebon mengalami kemajuan pesat. Pengganti
Fatahillah setelah wafat adalah penembahan Ratu, tetapi kerajaan Cirebon
mengalami kemunduran. Pada tahun 1681 kerajaan Cirebon pecah menjadi dua, yaitu
Kasepuhan dan Kanoman.
7.
Kerajaan Makasar
Kerajaan Makasar yang berdiri pada abad 18 pada mulanya terdiri
dari dua kerajaan yaitu kerajaan Gowa dan Tallo (Gowa Tallo) yang beribu kota
di Sombaopu. Raja Gowa Daeng Maurabia menjadi raja Gowa Tallo bergelar Sultan
Alaudin dan Raja Tallo Karaeng Matoaya menjadi patih bergelar Sultan Abdullah.
Kerajaan Gowa Tallo
(Makasar) akhirnya dapat berkembang menjadi pusat perdagangan yang didorong
beberapa faktor, antara lain :
1. Letaknya strategis yang menghubungkan pelayaran Malaka-Jawa-Maluku
2. Letaknya di muara sungai yang memudahkan lalu lintas perdagangan antar daerah pedalaman
3. Jatuhnya Malaka ke tangan Portugis yang mendorong para pedagang mencari pelabuhan yang memperjual belikan rempah-rempah
4. Kemahiran penduduk Makasar dalam bidang pelayaran dan pembuatan kapal
1. Letaknya strategis yang menghubungkan pelayaran Malaka-Jawa-Maluku
2. Letaknya di muara sungai yang memudahkan lalu lintas perdagangan antar daerah pedalaman
3. Jatuhnya Malaka ke tangan Portugis yang mendorong para pedagang mencari pelabuhan yang memperjual belikan rempah-rempah
4. Kemahiran penduduk Makasar dalam bidang pelayaran dan pembuatan kapal
8.
Kerajaan
Ternate
Kerajaan Ternate berdiri pada abad ke-13 yang beribu kota di
Sampalu. Agama Islam mulai disebarkan di Ternate pada abad ke-14. pada abad
ke-15 Kerajaan Ternate dapat berkembang pesat oleh kekayaan rempah-rempah
terutama cengkih yang dimiliki Ternate dan adanya kemajuan pelayaran serta
perdagangan di Ternate.
Ramainya perdagangan rempah-rempah di Maluku mendorong terbentuknya persekutuan dagang yaitu :
1. Uli Lima (Persekutuan Lima) yang dipimpin Kerajaan Ternate
2. Uli Syiwa (Persekutuan Sembilan) yang dipimpin kerajaan Tidore
Kerajaan Ternate mencapai puncak kejayaan pada masa pemerintahan Sultan Baabullah. Pada saat itu wilayah kerajaan Ternate sampai ke daerah Filipina bagian selatan bersamaan pula dengan penyebaran agama Islam. Oleh karena kebesaransnya, Sultan Baabullah mencapa sebutan “Yang dipertuan” di 72 pulau.
Ramainya perdagangan rempah-rempah di Maluku mendorong terbentuknya persekutuan dagang yaitu :
1. Uli Lima (Persekutuan Lima) yang dipimpin Kerajaan Ternate
2. Uli Syiwa (Persekutuan Sembilan) yang dipimpin kerajaan Tidore
Kerajaan Ternate mencapai puncak kejayaan pada masa pemerintahan Sultan Baabullah. Pada saat itu wilayah kerajaan Ternate sampai ke daerah Filipina bagian selatan bersamaan pula dengan penyebaran agama Islam. Oleh karena kebesaransnya, Sultan Baabullah mencapa sebutan “Yang dipertuan” di 72 pulau.
9.
Kerajaan
Tidore
Kerajaan Tidore berdiri pada abad ke-13 hampir bersamaan dengan
kerajaan Ternate. Kerajaan Tidore juga kaya rempah-rempah sehinga banyak
dikunjungi para pedagang. Pada awalnya Ternate dan Tidore bersaing
memperebutkan kekuasaan perdagangaan di Maluku. Lebih-lebih dengan datangnya
Portugis dan Spanyol di Maluku. Akan tetapi kedua kerajaan tersebut akhirya
bersatu melawan kekuasaan Portugis di Maluku.
Kerajaan Tidore mencapai puncak kejayaan pada masa pemerintahan Sultan Nuku. Pada masa pemerintahannya berhasil memperluas daerahnya sampai ke Halmahera, Seram dan Kai sambil melakukan penyebaran agama Islam
Kerajaan Tidore mencapai puncak kejayaan pada masa pemerintahan Sultan Nuku. Pada masa pemerintahannya berhasil memperluas daerahnya sampai ke Halmahera, Seram dan Kai sambil melakukan penyebaran agama Islam
Sumber : BSE Pendidikan Agama Islam IX
Post by Intan Nurbaiduri
Tidak ada komentar:
Posting Komentar