A. Modernisasi
Modernisasi
adalah suatu proses transformasi dari suatu perubahan ke arah yang
lebih maju atau meningkat di berbagai aspek dalam kehidupan masyarakat.
Secara sederhana, dapat dikatakan bahwa modernisasi adalah proses
perubahan dari cara-cara tradisional ke cara-cara baru yang lebih maju
dalam rangka untuk peningkatan kualitas hidup masyarakat. Sebagai suatu
bentuk perubahan sosial, modernisasi biasanya merupakan bentuk perubahan
sosial yang terarah dan terencana. Perencanaan sosial (social planning)
dewasa ini menjadi ciri umum bagi masyarakat atau negara yang sedang
mengalami perkembangan. Suatu perencanaan sosial haruslah didasarkan
pada pengertian yang mendalam tentang bagaimana suatu kebudayaan dapat
berkembang dari taraf yang lebih rendah ke taraf yang lebih maju atau
modern. Di Indonesia, bentuk-bentuk modernisasi banyak kita jumpai di
berbagai aspek kehidupan masyarakatnya, baik dari segi pertanian,
industri, perdagangan, maupun sosial budayanya. Salah satu bentuk
modernisasi di bidang pertanian adalah dengan adanya teknik-teknik
pengolahan lahan yang baru dengan menggunakan mesin-mesin, pupuk dan
obat-obatan, irigasi teknis, varietas-varietas unggulan baru, pemanenan
serta penanganannya, dan sebagainya. Semua itu merupakan hasil dari
adanya modernisasi. Pada gambar berikut terlihat adanya kemajuan atau
modernisasi dalam hal pemanenan hasil pertanian. Pada gambar (a)
terlihat bahwa pengolahan hasil panen masih dilakukan secara manual;
pada gambar (b) terlihat bahwa petani setempat mulai menggunakan
teknologi sederhana dalam pengolahan hasil panennya; dan pada gambar (c)
terlihat bahwa proses pemanenan dan pengolahan hasil panen dilakukan
dengan menggunakan alat pertanian yang canggih sehingga proses pemanenan
dan pengolahannya dapat dilakukan sekaligus.Berbagai bidang
tersebut dapat berkembang melalui serangkaian proses yang panjang
sehingga mencapai pola-pola perilaku baru yang berwujud pada kehidupan
masyarakat modern. Sayangnya, penggunaan istilah modernisasi banyak
disalahartikan sehingga sisi moralnya terlupakan. Banyak orang yang
menganggap modernisasi hanya sebatas pada suatu kebebasan yang bersifat
keduniawian. Tidak mengherankan juga bila banyak anggota masyarakat yang
salah melangkah dalam menyikapi atau memahami tentang konsep
modernisasi.
Untuk menghindari kesimpangsiuran pengertian dan kesalahan pemahaman tentang modernisasi, maka secara garis besar istilah modern dapat diartikan berikut ini.
1. Modern berarti kemajuan yang rasional dalam segala bidang dan meningkatnya taraf penghidupan masyarakat secara menyeluruh dan merata.
2. Modern berarti berkemanusiaan dan tinggi nilai peradabannya dalam pergaulan hidup. Agar modernisasi (sebagai suatu proses) tidak mengarah ke angan-angan belaka, maka modernisasi harus mampu memproyeksikan kecenderungan yang ada dalam masyarakat sekarang ke arah waktu-waktu yang akan datang.
Untuk menghindari kesimpangsiuran pengertian dan kesalahan pemahaman tentang modernisasi, maka secara garis besar istilah modern dapat diartikan berikut ini.
1. Modern berarti kemajuan yang rasional dalam segala bidang dan meningkatnya taraf penghidupan masyarakat secara menyeluruh dan merata.
2. Modern berarti berkemanusiaan dan tinggi nilai peradabannya dalam pergaulan hidup. Agar modernisasi (sebagai suatu proses) tidak mengarah ke angan-angan belaka, maka modernisasi harus mampu memproyeksikan kecenderungan yang ada dalam masyarakat sekarang ke arah waktu-waktu yang akan datang.
Proses
modernisasi tidak serta merta terjadi dengan sendirinya. Modernisasi
dapat terjadi apabila ada syarat-syarat berikut ini.
1. Cara berpikir yang ilmiah yang melembaga dalam kelas penguasa maupun masyarakat.
2. Sistem administrasi negara yang baik, yang benar-benar mewujudkan birokrasi.
3.Adanya sistem pengumpulan data yang baik dan teratur.
4. Penciptaan iklim yang menyenangkan dari masyarakat terhadap modernisasi dengan cara penggunaan alat-alat komunikasi massa.
5. Tingkat organisasi yang tinggi, terutama disiplin diri.
6. Sentralisasi wewenang dalam pelaksanaan perencanaan sosial.
2. Sistem administrasi negara yang baik, yang benar-benar mewujudkan birokrasi.
3.Adanya sistem pengumpulan data yang baik dan teratur.
4. Penciptaan iklim yang menyenangkan dari masyarakat terhadap modernisasi dengan cara penggunaan alat-alat komunikasi massa.
5. Tingkat organisasi yang tinggi, terutama disiplin diri.
6. Sentralisasi wewenang dalam pelaksanaan perencanaan sosial.
Hal
yang harus kalian pahami adalah bahwa modernisasi berbeda dengan
westernisasi. Jika modernisasi adalah suatu bentuk proses perubahan dari
cara-cara tradisional ke cara-cara yang lebih maju; westernisasi adalah
proses peniruan oleh suatu masyarakat atau negara terhadap kebudayaan
dari negara-negara Barat yang dianggap lebih baik dari budaya daerahnya.
Berdasarkan hal tersebut, pengertian modernisasi lebih baik daripada
westernisasi. Akan tetapi, bersamaan dengan proses modernisasi biasanya
juga terjadi proses westernisasi, karena perkembangan masyarakat modern
itu pada umumnya terjadi di dalam kebudayaan Barat yang tersaji dalam
kemasan Barat pula.
B. Globalisasi
Istilah
globalisasi berasal dari kata global atau globe (globe = bola dunia;
global = mendunia). Berdasarkan akar katanya tersebut, dapat diartikan
globalisasi sebagai suatu proses masuk ke lingkungan dunia. Pada era
modern ini harus diakui bahwa peradaban manusia telah memasuki tahapan
baru, yaitu dengan adanya revolusi komunikasi. Dengan cepat, teknik dan
jasa telekomunikasi yang memanfaatkan spektrum frekuensi radio dan
satelit ini telah berkembang menjadi jaringan yang sangat luas dan
menjadi vital dalam berbagai aspek kehidupan dan keselamatan
bangsa-bangsa di dunia. Pemanfaatan jasa satelit tidak semata-mata untuk
usaha hiburan, namun berkembang secara meluas dan digunakan dalam
teknologi pertelevisian, komunikasi, komputer, analisis cuaca, hingga
penggunaan untuk survei sumber daya alam. Contoh paling mudah adanya
pengaruh globalisasi adalah adanya siaran langsung televisi antarnegara.
Hal-hal yang sedang terjadi di negara lain, misalnya final Piala Dunia
di Jerman dapat kita ketahui pada saat yang bersamaan. Dalam hal ini
definisi berita yang biasanya diartikan sebagai suatu peristiwa yang
telah terjadi berubah menjadi suatu peristiwa yang sedang terjadi.
Contoh lain adalah internet. Internet merupakan hasil penggabungan
kemajuan teknologi komputer dengan kemajuan teknologi komunikasi yang
dianggap sebagai bentuk revolusi di kedua bidang tersebut. Dengan
kemampuan pembaruan data yang cepat, internet berkembang sebagai
“jendela dunia” yang up to date. Melalui internet, banyak kemudahan yang
dapat kalian peroleh tanpa harus berurusan dengan birokrasi
antarnegara. Pengiriman surat, data, atau dokumen-dokumen penting ke
berbagai penjuru dunia dapat dilakukan dalam hitungan detik.
Bebas,
terbuka, langsung, dan tanpa mengenal batas negara merupakan ciri era
komunikasi global. Semua kalangan bisa berhubungan dengan jaringan
internet, termasuk di dalamnya jaringan-jaringan yang tidak layak atau
menyesatkan yang tidak sesuai dengan kepribadian bangsa kita. Kondisi
tersebut hanya sebagian kecil contoh globalisasi. Artinya, hubungan
antarmanusia tidak lagi dibatasi aturan atau wilayah negaranya saja,
namun mulai mengikuti aturan internasional yang berkembang di dunia.
Adanya hubungan yang mendunia ini dipengaruhi oleh adanya
saluran-saluran pendukung proses globalisasi berikut ini.
1.
Saluran pergaulan; adanya kontak kebudayaan dan saling mengunjungi
antarwarga negara akan memudahkan seseorang mempelajari dan mengerti
kebudayaan asing. Bentuk pertukaran pelajar, home stay, pertukaran misi
kebudayaan, penyerapan tenaga kerja asing, dan sebagainya membuat
seseorang tidak hanya tinggal di negara lain, tetapi secara sadar atau
tidak ia akan menyerap kebiasaan dan pola kehidupan masyarakat setempat.
2. Saluran teknologi; berbagai peralatan teknologi merupakan saluran globalisasi yang membawa pengaruh yang sangat besar. Seperti telah diungkapkan sedikit pada bagian awal, saluran teknologi ternyata memiliki potensi perubahan yang sangat besar bagi masyarakat penggunanya.
3. Saluran ekonomi; produk-produk baru dapat dengan cepat diinformasikan pada konsumen. Hal ini akan mempercepat pola penawaran dan permintaan di pasar. Bahkan, saat ini sistem bisnis melalui multimedia sudah banyak dilaku-kan oleh perusahaan-perusahaan di Indonesia, misalnya dengan cara telemarketing, baik melalui pesawat telepon maupun internet. Kekayaan dan utang suatu negara dapat diketahui dan dibandingkan dengan kondisi di negara lain, sehingga hampir tidak ada rahasia yang dapat tertutup rapat.
4. Saluran media hiburan; produk-produk hiburan seperti film , lagu, dan berbagai jenis produk permainan/games yang beredar dapat memengaruhi mental masyarakat. Sektor ini perlu diwaspadai dalam upaya pembinaan dan perlindungan generasi muda dari degradasi moral.
2. Saluran teknologi; berbagai peralatan teknologi merupakan saluran globalisasi yang membawa pengaruh yang sangat besar. Seperti telah diungkapkan sedikit pada bagian awal, saluran teknologi ternyata memiliki potensi perubahan yang sangat besar bagi masyarakat penggunanya.
3. Saluran ekonomi; produk-produk baru dapat dengan cepat diinformasikan pada konsumen. Hal ini akan mempercepat pola penawaran dan permintaan di pasar. Bahkan, saat ini sistem bisnis melalui multimedia sudah banyak dilaku-kan oleh perusahaan-perusahaan di Indonesia, misalnya dengan cara telemarketing, baik melalui pesawat telepon maupun internet. Kekayaan dan utang suatu negara dapat diketahui dan dibandingkan dengan kondisi di negara lain, sehingga hampir tidak ada rahasia yang dapat tertutup rapat.
4. Saluran media hiburan; produk-produk hiburan seperti film , lagu, dan berbagai jenis produk permainan/games yang beredar dapat memengaruhi mental masyarakat. Sektor ini perlu diwaspadai dalam upaya pembinaan dan perlindungan generasi muda dari degradasi moral.
C. Dampak Modernisasi dan Globalisasi
1. Tanggapan dan Kecenderungan Perilaku Masyarakat terhadap Modernisasi dan Globalisasi
Saat
memasuki era milenium ketiga ini, tampaknya arus modernisasi dan
globalisasi tidak akan dapat dihindari oleh negara-negara di dunia dalam
berbagai aspek kehidupannya. Menolak dan menghindari modernisasi dan
globalisasi sama artinya dengan mengucilkan diri dari masyarakat
internasional. Kondisi ini tentu akan menyulitkan negara tersebut dalam
menjalin hubungan dengan negara lain. Berbagai tanggapan dan
kecenderungan perilaku masyarakat dalam menghadapi arus modernisasi dan
globalisasi. Secara garis besar dapat dibedakan menjadi sikap positif
dan sikap negatif berikut ini.
a.Sikap Positit
Sikap
positif menunjukkan bentuk penerimaan masyarakat terhadap arus
modernisasi dan globalisasi. Sikap positif mengandung unsur-unsur
sebagai berikut.
1) Penerimaan secara terbuka (open minded); sikap ini merupakan langkah pertama dalam upaya menerima pengaruh modernisasi dan globalisasi. Sikap terbuka akan membuat kita lebih dinamis, tidak terbelenggu hal-hal lama yang bersikap kolot, dan akan lebih mudah menerima perubahan dan kemajuan zaman.
2) Mengembangkan sikap antisipatif dan selektif; sikap ini merupakan kelanjutan dari sikap terbuka. Setelah kita dapat membuka diri dari hal-hal baru, langkah selanjutnya adalah kita harus memiliki kepekaan (antisipatif) dalam menilai hal-hal yang akan atau sedang terjadi
1) Penerimaan secara terbuka (open minded); sikap ini merupakan langkah pertama dalam upaya menerima pengaruh modernisasi dan globalisasi. Sikap terbuka akan membuat kita lebih dinamis, tidak terbelenggu hal-hal lama yang bersikap kolot, dan akan lebih mudah menerima perubahan dan kemajuan zaman.
2) Mengembangkan sikap antisipatif dan selektif; sikap ini merupakan kelanjutan dari sikap terbuka. Setelah kita dapat membuka diri dari hal-hal baru, langkah selanjutnya adalah kita harus memiliki kepekaan (antisipatif) dalam menilai hal-hal yang akan atau sedang terjadi
kaitannya
dengan pengaruh modernisasi dan globalisasi. Sikap antisipatif dapat
menunjukkan pengaruh yang timbul akibat adanya arus globalisasi dan
modernisasi. Setelah kita mampu menilai pengaruh yang terjadi, maka kita
harus mampu memilih (selektif) pengaruh mana yang baik bagi kita dan
pengaruh mana yang tidak baik bagi kita.
3) Adaptif, sikap ini merupakan kelanjutan dari sikap antisipatif dan selektif. Sikap adaptif merupakan sikap mampu menyesuaikan diri terhadap hasil perkembangan modernisasi dan globalisasi. Tentu saja penyesuaian diri yang dilakukan bersifat selektif, artinya memiliki pengaruh positif bagi si pelaku.
4) Tidak meninggalkan unsur-unsur budaya asli, seringkali kemajuan zaman mengubah perilaku manusia, mengaburkan kebudayaan yang sudah ada, bahkan menghilangkannya sama sekali. Kondisi ini menyebabkan seseorang/masyarakat kehilangan jati diri mereka, kondisi ini harus dapat dihindari. Semaju apa pun dampak modernisasi yang kita lalui, kita tidak boleh meninggalkan unsur-unsur budaya asli sebagai identitas diri. Jepang merupakan salah satu negara yang modern dan maju, namun tetap mempertahankan identitas diri mereka sebagai masyarakat Jepang.
3) Adaptif, sikap ini merupakan kelanjutan dari sikap antisipatif dan selektif. Sikap adaptif merupakan sikap mampu menyesuaikan diri terhadap hasil perkembangan modernisasi dan globalisasi. Tentu saja penyesuaian diri yang dilakukan bersifat selektif, artinya memiliki pengaruh positif bagi si pelaku.
4) Tidak meninggalkan unsur-unsur budaya asli, seringkali kemajuan zaman mengubah perilaku manusia, mengaburkan kebudayaan yang sudah ada, bahkan menghilangkannya sama sekali. Kondisi ini menyebabkan seseorang/masyarakat kehilangan jati diri mereka, kondisi ini harus dapat dihindari. Semaju apa pun dampak modernisasi yang kita lalui, kita tidak boleh meninggalkan unsur-unsur budaya asli sebagai identitas diri. Jepang merupakan salah satu negara yang modern dan maju, namun tetap mempertahankan identitas diri mereka sebagai masyarakat Jepang.
b.Sikap Negatif
Berbeda dari sikap positif yang menerima terjadinya perubahan akibat dampak modernisasi dan globalisasi, sikap negatif menunjukkan bentuk penolakan masyarakat terhadap arus modernisasi dan globalisasi. Sikap negatif mengandung unsur-unsur berikut ini.
Berbeda dari sikap positif yang menerima terjadinya perubahan akibat dampak modernisasi dan globalisasi, sikap negatif menunjukkan bentuk penolakan masyarakat terhadap arus modernisasi dan globalisasi. Sikap negatif mengandung unsur-unsur berikut ini.
1)
Tertutup dan was-was (apatis); sikap ini umumnya dilakukan oleh
masyarakat yang telah merasa nyaman dengan kondisi kehidupan masyarakat
yang ada, sehingga mereka merasa was-was, curiga, dan menutup diri dari
segala pengaruh kemajuan zaman. Sikap seperti ini pernah ditunjukkan
oleh negara Cina dengan politik Great Wall-nya. Sikap apatis dan menutup
diri ini tentu juga kurang baik, karena sikap ini akan menjauhkan diri
dari kemajuan dan perkembangan dunia, kondisi ini akan menyebabkan
masyarakat negara lain yang terus tumbuh dan berkembang seiring dengan
kemajuan zaman.
2) Acuh tah acuh; sikap ini pada umumnya ditunjukkan oleh masyarakat awam yang kurang memahami arti strategis modernisasi dan globalisasi. Masyarakat awam pada umumnya tidak terlalu repot mengurusi dampak yang akan ditimbulkan oleh modernisasi dan globalisasi. Mereka pada umumnya memercayakan sepenuhnya pada kebijakan pemerintah atau atasan mereka (hanya sebagai pengikut saja). Sikap ini cenderung pasif dan tidak memiliki inisiatif.
3) Kurang selektif dalam menyikapi perubahan modernisasi; sikap ini ditunjukkan dengan menerima setiap bentuk hal-hal baru tanpa adanya seleksi/filter. Kondisi ini akan menempatkan segala bentuk kemajuan zaman sebagai hal yang baik dan benar, padahal tidak semua bentuk kemajuan zaman sesuai dengan budaya masyarakat kita. Jika seseorang atau suatu masyarakat hanya menerima suatu modernisasi tanpa adanya filter atau kurang selektif, maka unsur-unsur budaya asli mereka sedikit demi sedikit akan semakin terkikis oleh arus modernisasi yang mereka ikuti. Akibatnya, masyarakat tersebut akan kehilangan jati diri mereka dan ikut larut dalam arus modernisasi yang kurang terkontrol.
2) Acuh tah acuh; sikap ini pada umumnya ditunjukkan oleh masyarakat awam yang kurang memahami arti strategis modernisasi dan globalisasi. Masyarakat awam pada umumnya tidak terlalu repot mengurusi dampak yang akan ditimbulkan oleh modernisasi dan globalisasi. Mereka pada umumnya memercayakan sepenuhnya pada kebijakan pemerintah atau atasan mereka (hanya sebagai pengikut saja). Sikap ini cenderung pasif dan tidak memiliki inisiatif.
3) Kurang selektif dalam menyikapi perubahan modernisasi; sikap ini ditunjukkan dengan menerima setiap bentuk hal-hal baru tanpa adanya seleksi/filter. Kondisi ini akan menempatkan segala bentuk kemajuan zaman sebagai hal yang baik dan benar, padahal tidak semua bentuk kemajuan zaman sesuai dengan budaya masyarakat kita. Jika seseorang atau suatu masyarakat hanya menerima suatu modernisasi tanpa adanya filter atau kurang selektif, maka unsur-unsur budaya asli mereka sedikit demi sedikit akan semakin terkikis oleh arus modernisasi yang mereka ikuti. Akibatnya, masyarakat tersebut akan kehilangan jati diri mereka dan ikut larut dalam arus modernisasi yang kurang terkontrol.
2. Akibat Modernisasi dan Globalisasi terhadap Budaya Indonesia
Suatu
kemajuan akan menghasilkan dampak positif dan negatif. Hal ini harus
dapat kalian sadari betul agar dapat meminimalkan dampak negatif yang
merugikan serta memaksimalkan dampak positif yang menguntungkan.
A.Akibat positif globalisasi
1) Semakin dipercayanya kebudayaan Indonesia; dengan adanya internet, kalian bisa mengetahui kebudayaan-kebudayaan bangsa lain, sehingga dapat dibandingkan ragam kebudayaan antarnegara, bahkan dapat terjadi adanya akulturasi budaya yang akan semakin memperkaya kebudayaan bangsa. Dengan memperbandingkan itu pula kalian dapat mengetahui kekurangan dan kelebihan budaya Indonesia bila dibandingkan dengan kebudayaan bangsa-bangsa lain.
2) Ragam kebudayaan dan kekayaan alam negara Indonesia lebih dikenal dunia; dulu mungkin masyarakat Eropa hanya mengenal Bali sebagai objek wisata di Indonesia. Namun, seiring dengan perkembangan teknologi komunikasi, masyarakat Eropa mulai mengenal keindahan alam Danau Toba di Sumatra Utara, panorama Taman Laut Bunaken di Sulawesi Utara, keaslian alam Perairan Raja Ampat di Papua, kelembutan tari Bedoyo Ketawang dari Solo (Jawa Tengah), keanggunan tari Persembahan dari Sumatra Barat, atau kemeriahan tari Perang dari suku Nias di Sumatra Utara.
1) Semakin dipercayanya kebudayaan Indonesia; dengan adanya internet, kalian bisa mengetahui kebudayaan-kebudayaan bangsa lain, sehingga dapat dibandingkan ragam kebudayaan antarnegara, bahkan dapat terjadi adanya akulturasi budaya yang akan semakin memperkaya kebudayaan bangsa. Dengan memperbandingkan itu pula kalian dapat mengetahui kekurangan dan kelebihan budaya Indonesia bila dibandingkan dengan kebudayaan bangsa-bangsa lain.
2) Ragam kebudayaan dan kekayaan alam negara Indonesia lebih dikenal dunia; dulu mungkin masyarakat Eropa hanya mengenal Bali sebagai objek wisata di Indonesia. Namun, seiring dengan perkembangan teknologi komunikasi, masyarakat Eropa mulai mengenal keindahan alam Danau Toba di Sumatra Utara, panorama Taman Laut Bunaken di Sulawesi Utara, keaslian alam Perairan Raja Ampat di Papua, kelembutan tari Bedoyo Ketawang dari Solo (Jawa Tengah), keanggunan tari Persembahan dari Sumatra Barat, atau kemeriahan tari Perang dari suku Nias di Sumatra Utara.
b . Akibat Negatif Globalisasi
1)
Munculnya guncangan kebudayaan (cultural shock); guncangan budaya
umumnya dialami oleh golongan tua yang terkejut karena melihat adanya
perubahan budaya yang dilakukan oleh para generasi muda. Cultural Shock
dapat diartikan sebagai ketidaksesuaian unsur-unsur yang saling berbeda
sehingga menghasilkan suatu pola yang tidak serasi fungsinya bagi
masyarakat yang bersangkutan. Perubahan unsur-unsur budaya seringkali
ditanggapi oleh masyarakat dengan beragam. Bagi masyarakat yang belum
siap menerima perubahan-perubahan yang terjadi maka akan timbul
goncangan (shock) dalam kehidupan sosial dan
budayanya
yang mengakibatkan seorang individu menjadi tertinggal atau frustasi.
Kondisi demikian dapat menyebabkan timbulnya suatu keadaan yang tidak
seimbang dan tidak serasi dalam kehidupan. Contoh: di era globalisasi
ini unsur-unsur budaya asing seperti pola pergaulan hedonis (memuja
kemewahan), pola hidup konsumtif sudah menjadi pola pergaulan dan gaya
hidup para remaja kita. Bagi individu atau remaja yang tidak siap dan
tidak dapat menyesuaikan pada pola pergaulan tersebut, mereka akan
menarik diri dari pergaulan atau bahkan ada yang frustasi sehingga
menimbulkan tindakan bunuh diri atau perilaku penyimpangan yang lain.
2) Munculnya ketimpangan kebudayaan (cultural lag); kondisi ini terjadi manakala unsur-unsur kebudayaan tidak berkembang secara bersamaan, salah satu unsur kebudayaan berkembang sangat cepat sedangkan unsur lainnya mengalami ketertinggalan. Ketertinggalan yang terlihat mencolok adalah ketertinggalan alam pikiran dibandingkan pesatnya perkembangan teknologi, kondisi ini terutama terjadi pada masyarakat yang sedang berkembang seperti Indonesia. Untuk mengejar ketertinggalan ini diperlukan penerapan sistem dan pola pendidikan yang berdisiplin tinggi. Contoh: Akibat kenaikan harga BBM pemerintah mengkonversi bahan bakar minyak menjadi gas dengan cara mensosialisasikan tabung gas ke masyarakat. Namun berhubung sebagian masyarakat belum siap, terkait dengan kenyamanan dan keamanan penggunaan tabung gas maka masyarakat kebayakan menolak konversi tersebut. Kondisi demikian menunjukkan adanya ketertinggalan budaya (cultural lag) oleh sebagian masyarakat terhadap perubahan budaya dan perkembangan kemajuan teknologi.
2) Munculnya ketimpangan kebudayaan (cultural lag); kondisi ini terjadi manakala unsur-unsur kebudayaan tidak berkembang secara bersamaan, salah satu unsur kebudayaan berkembang sangat cepat sedangkan unsur lainnya mengalami ketertinggalan. Ketertinggalan yang terlihat mencolok adalah ketertinggalan alam pikiran dibandingkan pesatnya perkembangan teknologi, kondisi ini terutama terjadi pada masyarakat yang sedang berkembang seperti Indonesia. Untuk mengejar ketertinggalan ini diperlukan penerapan sistem dan pola pendidikan yang berdisiplin tinggi. Contoh: Akibat kenaikan harga BBM pemerintah mengkonversi bahan bakar minyak menjadi gas dengan cara mensosialisasikan tabung gas ke masyarakat. Namun berhubung sebagian masyarakat belum siap, terkait dengan kenyamanan dan keamanan penggunaan tabung gas maka masyarakat kebayakan menolak konversi tersebut. Kondisi demikian menunjukkan adanya ketertinggalan budaya (cultural lag) oleh sebagian masyarakat terhadap perubahan budaya dan perkembangan kemajuan teknologi.
Edited:Nabila Fazrin M
Sumber: http://gadodabis.blogspot.com/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar