Edited By : Tifa Reggi N
Kelas
: 9A
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
A.
Masuknya
Islam ke Indonesia
Setelah
wafatnya Nabi Muhammad SAW pada tahun 623 M. kepemimpinan Islam dipegang oleh
para khalifah. Dibawah kepemimpinan para kholifah agama Islam mulai disebarkan
lebih luas lagi.Sampai abad ke-8 sajapengarus Islam telah menyebar ke seluruh
Timur Tengah, Afrika Utara, dan Spanyol. Kemudian pada masa dinasti Ummayah, pengaruh Islam mulai berkembang
hingga nusantara.
Sejarah
mencatat kepulauan-kepulauan Nusantara merupakan daerah yang terkenal sebagai
penghasilan rempah-rempah terbesar di dunia. Hal tersebut membuat banyak
pedagang dari berbagai penjuru dunia datang ke nusantara untuk membeli
rempah-rempah yang akan dijual kembali ke daerah asal mereka. Termasuk para
pedagang dari Arab, Persia, dan Gujarat. Selain berdagang, para pedagang muslim
tersebut juga berdakwah untuk mengenal agama islam kepada kependudukan local.
Berkembangnya
islam di Indonesia tiak lepas dari peranan para pedagang Arab, Persia, dan
India. Islam masuk ke Indonesia melalui Teluk Persia dan Syiria, terus ke
Peureulak dan Sumatera melalui samudra pasai di aceh bagian utara selanjutnya
ke daerah lain di Sumatra.
Menurut
para ahli sejarah Islam masuk ke Indonesia sekitar abad ke 1 hijriah atau abad
ke 7 Masehi, tetapi ada juga yang berpendapat abad ke 13 Masehi, namun demikian
perbedaan pendapat tersebut tidak perlu diperdebatkan panjang lebar. Adapun
yang terpenting saat ini agama Islam telah menjadi bagian integral bangsa
sekaligus menjadi ciri khas bangsa Indonesia.
Setidaknya
ada beberapa pendapat tentang masuknya
Islam ke Indonesia.
·
Pertama, Islam yang masuk dan berkembang di
Indonesia berasal dari Jazirah Arab atau bahkan dari Makkah pada abad ke-7 M, pada abad pertama
Hijriah. Pendapat ini adalah pendapat Hamka, salah seorang tokoh yang pernah
dimiliki Muhammadiyah dan mantan ketua MUI periode 1977-1981. Hamka yang
sebenarnya bernama Haji Abdul Malik bin Abdil Karim mendasarkan pendapatnya ini
pada fakta bahwa mazhab yang berkembang di Indonesia adalah mazhab Syafi’i. Menurutnya, mazhab Syafi’i berkembang sekaligus
dianut oleh penduduk di sekitar Makkah. Selain itu, yang tidak boleh diabaikan
adalah fakta menarik lainnya bahwa orang-orang Arab sudah berlayar mencapai
Cina pada abad ke-7 M dalam rangka berdagang. Hamka percaya, dalam perjalanan
inilah, mereka singgah di kepulauan Nusantara saat itu.
·
Kedua, Islam dibawa dan disebarkan di
Indonesia oleh orang-orang Cina. Mereka bermazhab Hanafi. Pendapat ini
disimpulkan oleh salah seorang pegawai Belanda pada masa pemerintahan kolonial
Belanda dulu.
Sebelum Indonesia merdeka,
orang-orang Belanda pernah menguasai hampir seluas Indonesia sekarang sebelum
ditaklukkan oleh tentara Jepang pada 1942.Tepatnya pada 1928, Poortman memulai
penelitiannya terhadap naskah Babad
Tanah Jawi dan Serat
Kanda.
Tidak berhenti di situ,
ia melanjutkan penelitiannya terhadap naskah-naskah kuno Cina yang tersimpan di
klenteng-klenteng Cina di Cirebon dan Semarang. Ia pun sempat mencari
naskah-naskah kuno di sebuah klenteng di Batavia, Jakarta dulu.
Hasil penelitiannya itu
disimpan dengan keterangan Uitsluiten
voor Dienstgebruik ten Kantore, yang berarti “Sangat Rahasia Hanya Boleh
Digunakan di Kantor”.Sekarang disimpan di Gedung Arsip Negara Belanda di Den
Haap, Belanda.
Pada 1962, terbit
buku Pongkinangolngolan Sinambela
Gelar Tuanku Rao yang ditulis Mangaradja Onggang Parlindungan.Dalam
buku ini dilampirkan juga naskah-naskah kuno Cina yang pernah diteliti oleh
Poortman.
Agama
Islam masuk ke Indonesia melalui proses perdagangan yang dilakukan oleh para
pedagang muslim. Selain itu dalam proses penyebaran Islam masuk ke dalam budaya
setempat hal ini menyebabkan secara perlahan agama Islam mengakar kuat di
masyarakat dan mempu menggeser ajaran agama yang anut sebelumnya.
1.
Proses
Dakwah Islam Melalui Perdagangan
Indonesia dilauli oleh
jalur perdagangan laut yang menghubungkan anatar china dan daerah lain di Asia.
Letak Indonesia yang sangat strategis ini membuat lalu lintas perdagangan di
Indonesia sangat padat karena dilalui oleh para pedagang dari seluruh dunia termasuk
para pedagang muslim. Pada perkembangan selanjutnyam para pedagang muslim ini
banyak yang tertinggal dan mendirikan perkampungan islam di Nusantara. Para
pedagang ini juga tak jarang mengundang para ulama dan mubaligh dari negeri
asal mereka ke nusantara.Para Ulama dan mubaligh yang datang atas undangan para
pedagang inilah yang diduga memiliki salah satu peran penting dalam penyebaran
Islam di Indonesia.
Para pedagang berasal
dari luar negri yang jauh dari Indonesia, misalnya Arab, Persia, Irak, Gujarat,
dan Banggal, Sri Langka dan negri lainnya karena factor-faktor yang menentukan
musim waktu peleyaran, terpaksa tinggal di bandara-bandara yang mereka datangi.
Mereka diberi tempat oleh penguasa setempat sehingga membentyuk suatu komunitas
yang sering disebut dengan perkampungan “ Pakojan”, yaitu kampong yang khusus
untuk para pedagang muslim. Di beberapa kota lama Toponim “ Pakojan “ masih
bisa di saksikan bekasnya, yaitu di kota banten, semarang, Jakarta dan beberapa
kota lainnya.
2.
Penyebaran
Islam Melalui Perekawinan dan Hubungan Sosial
Penyebaran Islam
merupaka suatu proses yang berhubungan dengan tempat, waktu dan orang yang
melakukan dari komunitas perdagangan muslim yang datang ke Indonesia. Proses
penyebaran Islam datapat terjadi karena mereka ada yang melakukan perkawinan
ddengan masyarakat biasa maupun bangsawan yang terlebih dahulu diIslamkan. Faktor
pendukung terjadinya proses perkawinan antara para pedatang muslim dengan
penduduk wanita setempat, antara lain adalah bahwa islam tidak membedakan
status social apakah orang kaya atau miskin, orang biasa atau bangsawan. Dari
pandangan rakyat pribumi, lebih-lebih mereka yang beragama Hindu dan mengenal
perbedaan status social atas dasar pembagaian kasta.
3.
Penyebaran
Islam oleh Walisongo
a.
Sunan
Gresik (Maulana Malik Ibrahim )
Maulama Malik Ibrahim dikenal dengan nama Maulana
Magribi karena berasal dari wilayah Magribi ( Afrika Utara ). Ia lebih dikenal
dengan sebutan Sunan Gresik, karena selama kurang 20 tahun ia berhasil mencetak
kader penyebaran agama islam pertama di pulau Jawa. Ia berdakwah secara insentif dan bijaksana,
meskipun bukan orang jawa, tetapi iya mampu mengatasi keadaan masyarakat
setempat dan menerapkan metode dakwah yang tepat unttuk
menarik simpati masyarakat kepada islam.
b.
Sunan Ampel (Maulana Rahmatullah)
Sunan Ampel mulai dakwahnya dari sebuah pesantren
yang didirikan di Ampel Denta (dekat Surabaya).Sunan Ampel dikenal sebagi wali
yang tidak setuju terhadap adat istiadat masyarakat jawa pada saat itu.Misalnya
kebiasaan mengadakan sesaji atau selamatan. Namun, para wali lain berpendapat
bahwa hal itu tidak dapat di hilangkan dengan segera, tetapi dengan cara memasukan
nilai-nilai islam didalamnya. Sunan ampel juga dianggap sebagai penerus
cita-cita dan perjuangan sunan gresik.
c.
Sunan Bonang (Maulana Makhdum
Ibrahim )
Sunan Boanang termasuk wali yang menyebarkan agama
islam dengan cara menyesuaikan kebudayaan masyrakat Jawa, seperti wayang dan
music gamelan. Untuk itu ia menciptakan gending-gending yang diselengi oleh
nilai keislaman. Setiap bait lagu diselingi dengan ucapan dua kalimat syahadat
sehingga music gamelan yang mengiringinya dikenal dengan istilah sekatan.
d.
Sunan
Drajat ( Maulana Syaifuddin )
Sunan drajat dikenal sebagai seorang wali yang
berjiwa social tinggi. Jasanya terhadap yatim piatu, fakir miskin dan orang
sakit cukup banyak.Perhatiannya yang demikian besar. Terhadap masalah soaial
sangat tepatkarena ia hidup pada saat kerjaan Majapahit runtuh dan rakyat
mengalami kritis yang memperhatinkan. Selain itu dalam berdakwah ia juga
menggunakan media kesenian, pangkur adalah salahsatu ciptaannya.
e.
Sunan Giri ( Maulana Ainul Yaqin
)
Sunan
giri yang aslinya beranama raden paku merupaka seorang wali yang menyebarkan
agama islam dengan menitikberatkan pada bidang pendidikan. Ia pernah berlajar
di pesantren Ampel Denta dan juga sebagia pendiri pesantren Giri. Dapat
dikatakan bahwa sunan Giri merupaka tokoh yang mempersatukan Indonesia di
bidang pendidikan agama islam.
f.
Sunan
Kalijaga ( Maulana Muhammad Syahid )
Sunan kalijaga selain dikenal sebagai wali juga
sebagai budayawan dan seniman karena
wawasannya yang luas dan pemikirannya yang tajam. Ia tidak hanya disukai oleh
rakyat, tetapi juga oleh para cendikiwan dan penguasa. Sunan kalijaga melakukan
dakwah dengan cara berkelana, sarana dakwah yang digunakan berupa petunjuk
wayang kulit. Alur cerita dan tokoh wayang memuat nilai-nilai Islam di antara
lagu tang diciptakannya adalah Dandang Gula.
g.
Sunan
Muria ( Maulana Umar Said )
Sunang muria termasuk salah satu walisongo yang
dikenal pendiam, tetapi sangat tajam fatwanya.Oleh karena itu iya juga dikenal
sebagai guru tasawuf. Dalam menyebarkan agama islam ia lebih memfokuskan di
daerah pedesaan karena ia sendiri tinggal di tempat yang jauh dari keraimanian
bersama rakyat biasa. Selain itu ia juga sebagai wali yang menyukai seni. Dua
tembang yang bernuasa Islam hasil ciptanyaan adalah “sinom dan kinanti”
h.
Sunan Kudus ( Maulana Fa’jar
Shaqid )
Walisongo yang mendapat gelar gelas al-limi (orang
berilmu luas) adalah sunan kudus kerena memiliki berbagai ilmu agama, seperti
ilmu tauhid, dan fikih. Karena kahliannya itu iya mendapat kepercayaandari
kesultanan demakuntuk mengendalikan pemerintahan dan hakim tinggi di wilayah
itu. Untuk melancarkan penyebaran islam ia membangun sebuah masjid di kudus
yang disebut menara kudus karena di sampingnya terdapat menara tempat beduk
masjid.
i.
Sunan Gunung Jati ( Maulana
Syarif Hidayatullah )
Salah seorang walisongo yang sangat berperan dalam
penyebaran agama islam di Cirebon-jawa barat adalah sunan gunung jati. Ia
dilahirkan di Mekkah dan beliau cucu raja pajajaran. Setelah dewasa, ia memilih
dakwah di jawa dan mengggatikan kedudukan pamannya. Beliau berhasil menjadikan
Cirebon sebagai kerajaan islam pertama di Jawa Barat.
Selain
itu juga ada beberapa tokoh penyebaran islama berdasarkan cerita rakyat atau
babad yang yang diglongkan pula kepada wali, misalnya Syekh Bontang dan Sunan Bayat.
B. Sumber-sumber
Sejarah Masuknya Islam di Indonesia
1.
Sumber
dari para pedagang Arab
Menurut ketrangan Ibnu Hardadzabeth (844-848M),
pedagang Sulaiman (902M), Ibnu Rasteh(903M), Abdu Zayid (916M), ahli geografi
Mas’udi (955M), kerajaan Sribuza (sriwijaya) berda pada kekuasaan Raja Zabag
yang kaya dan menguasai jalur dagang dengan kerajaan Oman. Dari Sribza
(sriwijay) para pedgang Arab memperoleh kayu gaharu, kayu cendana, kayu barus
dan masih banyak lagi.
Dengan
demikian para oedagang sriwijaya abad ke 9-13 M bukan hanya berdagang dengan
pedagang cina dan india, melainkan juga dengan pedagang Arab dan Persia.
Jadilah proses interaksi di antara mereka yang mengakibatkan banyaknya
masyarakat setempat yang tertarikterhadap ajaran agama islam yang dibawa oleh
orang-orang Arab dan Persia.
2.
Sumber
dari Marcopolo
Marcopolo menyatakan bahwa telah ada kerajaan islam
di Fumasik dan Samudera Pasai setelah ia melakukan perjalanan pulang dari cina
menuju Persia dan singgah di Perlak pada 1292. Kedua perdagang tersebut
menguasai perdagangan di selat malaka dan masih mengakui kedaulatan
Majapahit.Kedau kerajaan itu juga memiliki pelabuhan –pelabuhan dagang penting
untuk mengekspor lada ke Gujarat dan Banggola.
Diantara pelabuhan penting lain di jalur dagang
internasional terdapat pula kerjaan islam terbesar, yaitu kerajaan malaka.
Pelabuhan ini mulai ramai pada abad ke 12 M ketika majapahit masih memiliki
pengaruh di kawasan tersebut dan ketika para pedagang islam dari berbagai
bangsa sudah melakukan perdagangan dengan pedagang di kawasan ini.
3.
Sumber
dari Tome Pires
Menurut Tome Pires pengembara asaka portugis,
pelabuhan Malaka rami dikunjungi para pedagang dari barat dan pedagang dari
timur. Sambil menunggu proses pengangkatan barang ke kapal dan pembongkaran
barang dari kapal, serta menunggu musim yang baikuntuk berlayar para pedagang
tersebut menetap untuk beberapa lama di kota Malaka. Para pedagang Indonesia
yang terbuka terhadap pengaruh asing banyak belaja dari para pedagang ini
mengenai kebudayaan, ilmu pengetahuan, dan agama islam. Dari mereka, Islam
menyebar keseluruh penduduk terutama di daerah pesisir.
4.
Sumber
dari Batu Nisan
Pada abad ke 11 di pasisir utara Timur Jawa , yaitu
di Leran dan Gresik ditemukan sebuah nisan yang bertulisan jenis huruf arab dan
nisan kubur di phonrang, cempa. Nisan leran ini juga menyebutkan nama seorang
wanita Fatimah binti Maimun bin Hibatullah yang wafat pada tanggal 7 rajab 475
H.
Berdasarkan temuan nisan kubur Fatimah binti Maimun
Binti Hibatullah ini diperkirakan bahwa dipesisir utara jawa timur khususnya di
Leran telah terdapat sekelompok muslim yang mungkin berasal dari Timur Tengah.
5.
Sumber
dari Sejarah Cina
Berita dari Mo Huan yang mengikuti Laksamana Cheng
Ho dalam berita ekspedisinya yang diterbitkan dalam buku Ying Yai Sheng Lan
memebrikan bukti tentang keberadaan komoditas muslim di daerah pesisir pulau
jawa terutama Jawa Timur. Dikemukakan bahwa sebagian penduduk Tuban dan Gresik
adalah muslim yang berasal dari setiap kerajaan dari barang yang telah merantau
ke daerah ini sebagai pedagang. Golongan lainnya adalah orang Tang yang berasal
dari Kuangtung d an tempat lain di wilayah cina selatan, kebayakan dari mereka
memeluk agama islam, salat, dan berpuasa. Ma Huan juga menginformasika tentang
penduduk pribumi yang belum menjadi islam
C.
Kerajaan-Kerajaan
Islam di Indonesia dalam Menyebarkan Islam
1.
Kerajaan Samudra Pasai
Kerajaan Samudra Pasai adalah kerajaan islam yang
pertama di Indonesia. Kerajaan ini didirikan oleh sultan malik al saleh. Awal
berdirinya kerjaan ini diketahui dari batu nisan makam raja Malik al Saleh yang
meninggal tahun 696 H atau 1297 M. Diperkirakan bahwa dia merupakan raja
pertama kerajaan ini. Setelah beliau wafat, kerajaannya berturut-turut dipegang
oleh keturunannya, yaitu sultan Muhammad malik At-Taher, sultan Muhammad ahmad
dan sultan Zailanal Abidin.
2.
Kerajaan
Aceh
Kerajaan Aceh berdiri pada awal abad ke-16
yang didirikan oleh Sultan Ali Mughayat Syah setelah berhasil melepaskan diri
dari kerajaan Pedir. Kerajaan Aceh akhirnya mengalami puncak kejayaan pada masa
pemerintahan Sultan Iskandar Muda (1607-1636).Wilayah kekuasaan kerajaan Aceh bertambah
luas hingga ke Deli, Nias, Bintang, Johor, Pahang, Perah dan Kedah.Dalam
upayanya memperluas wilayah ternyata diikuti dengan upacara penyebaran agama
Islam sehingga daerah-daerah yang dikuasai Kerajaan Aceh akhirnya menganut
Islam.
Corak pemerintahan kerajaan Aceh memiliki ciri khusus yang didasarkan pemerintahan sipil dan agama.Hukum adat dijalankan berlandaskan Islam yang disebut Adat Maukta Alam.
Setelah Sultan Iskandar Muda meninggal Aceh mengalami kemunduran karena :
1. Tidak ada raja-raja yang mampu mengendalikan daerah Aceh yang demikian luas
Corak pemerintahan kerajaan Aceh memiliki ciri khusus yang didasarkan pemerintahan sipil dan agama.Hukum adat dijalankan berlandaskan Islam yang disebut Adat Maukta Alam.
Setelah Sultan Iskandar Muda meninggal Aceh mengalami kemunduran karena :
1. Tidak ada raja-raja yang mampu mengendalikan daerah Aceh yang demikian luas
2.
Timbulnya pertikaian antara golongan
bangsawan (teuku) dan golongan ulama (teungku)
3. Timbulnya pertikaian golongan ulama yang beraliran Syiah dan Sunnah Wal Jamaah
4. Banyak daerah yang melepaskan diri seperti Johong, Pahang, Perlak, Minangkabau dan Syiak
5. Mundurnya perdagangan karena selat Malaka dikuasai Belanda (1641)
3. Timbulnya pertikaian golongan ulama yang beraliran Syiah dan Sunnah Wal Jamaah
4. Banyak daerah yang melepaskan diri seperti Johong, Pahang, Perlak, Minangkabau dan Syiak
5. Mundurnya perdagangan karena selat Malaka dikuasai Belanda (1641)
3.
Kerajaan Malaka
Pendiri dan Sultan pertama kerajaan Malaka bernama
Parameswara (1400M-1414M).Konversi keislaman Parameswara digambarkan dalam
sejarah Melayu. Teks klasik Melayu tentang kerajaan Malaka, melalui proses
mimpi bertemu nabi Muhammad saw. yang membimbingnya menyebut dua kalimat syahadat.
Namun, upacara Parameswara masuk Islam di pimpin oleh syayid abdul aziz, seorang
guru pengembara asal Jeddah. Kerajaan malaka berdiri pada awal ke 15 bersamaan
dengan intensifikasi islamisasidan perkembangan perekonomian perdagangan di
selatan malaka.
Secara kronologis, raja-raja yang berkuasa setelah
Parameswara (Iskandarsyah) ialah Muhammad Iskandarsyah (memerintah tahun
1414-1424M dan menikah dengan putri Pasai). Sultan Mudzafat Syah, sultan
Mansyur Syah (1458M-1477M). Sultan Alaudin Syah (1477M-1488M). Kerajaan ini
mengalami keruntuhan setelah direbut oleh Bangsa Portugis di bawah pimpinan Al
Fanso de Albi Quer que pada tahun 1511M.
4.
Kerajaan Demak
Kerajaan Demak didirikan oleh Raden Patah pada
akhir abad 15, setelah berhasil melepaskan diri dari pengaruh kerajaan
Majapahit.Kerajaan Demak merupakan kerajaan Islama pertama yang berdiri di
pulau jawa.Pada masa pemerintahan Raden Patah, Demak mengalami perkembangan
pesat.
Faktor=factor
pendorong kemajuan kerajaan demak adalah :
·
Runtuhnya kerajaan
majapahit
·
Letak Demak strategis
di daerah pantai sehingga hubungan dengan dunia luar menjadi terbuka
·
Pelabuhan Bargota di
Semarang merupakan pelabuhan ekspor impor yang sangan penting bagi demak
·
Demak memiliki sungai
sebagai penghubung daerah Demak
Kerajaan Demak dengan bantuan wali sanga
berkembang menjadi pusat penyebaran agama Islam di Jawa pada masa inilah Masjid
Agung Demak dibangun. Ketika Malaka.
Dikuasai
Portugis, Demak merasa dirugikan sehingga pasukan Demak yang dipimpin Pati Unus
dikirim untuk menyerang Portugis di Malaka tahun 1513, tetapi mengalami
kegagalan. Pati Unus kemudian terkenal dengan sebutan Pangeran Sabrang Lor.
5.
Kerajaan Mataram
Kerajaan Mataram Islam berdiri tahun 1586
dengan raja yang pertama Sutawijaya yang bergelar Panembahans Senopati
(1586-1601).Pengganti Penembahan Senopati adalah Mas Jolang (1601 – 1613).Dalam
usahanya mempersatukan kerajaan-kerajaan Islam di Pantai untuk memperkuat
kedudukan politik dan ekonomi Mataram. Mas Jolang gugur dalam pertempuran di
Krapyak sehingga dikenal dengan namaPanembahan Seda Krapyak.
Kerajaan Mataram kemudian diperintah Sultan Agung pada masa inilah Mataram mencapai puncak kejayaan. Wilayah Mataram bertambah luas meliputi Jawa Tengah, Jawa Timur dan sebagian Jawa Barat kemajuan yang dicapai Sultan Agung meliputi :
1) Bidang Politik
Sultan Agung berhasil menyatukan kerajaan-kerajaan Islam di Jawa dan menyerang VOC di Batavia. Serangan Mataram terhadap VOC dilakukan tahun 1628 dan 1929 tetapi gagal mengusir VOC. Penyebab kegagalan antara lain :
a. Jaraknya terlalu jauh yang mengurangi ketahanan prajurit Mataram
b. Kekurangan persediaan makanan
2) Bidang Ekonomi
Kerajaan Mataram mampu meningkatkan produksi beras dengan memanfaatkan beberapa sungai di Jawa sebagai irigasi
3) Bidang Sosial Budaya
Sultan Agung berhasil menyusun Tarikh Jawa
Ilmu pengetahuan dan seni berkembang pesat, sultan Agung mengarang kita sastra Gending Nitisruti dan Astabrata.
Sepeninggal Sultan Agung tahun 1645, kerajaan mataram mengalami kemunduran sebab penggantinya cenderung bekerjasama dengan VOC.
Kerajaan Mataram kemudian diperintah Sultan Agung pada masa inilah Mataram mencapai puncak kejayaan. Wilayah Mataram bertambah luas meliputi Jawa Tengah, Jawa Timur dan sebagian Jawa Barat kemajuan yang dicapai Sultan Agung meliputi :
1) Bidang Politik
Sultan Agung berhasil menyatukan kerajaan-kerajaan Islam di Jawa dan menyerang VOC di Batavia. Serangan Mataram terhadap VOC dilakukan tahun 1628 dan 1929 tetapi gagal mengusir VOC. Penyebab kegagalan antara lain :
a. Jaraknya terlalu jauh yang mengurangi ketahanan prajurit Mataram
b. Kekurangan persediaan makanan
2) Bidang Ekonomi
Kerajaan Mataram mampu meningkatkan produksi beras dengan memanfaatkan beberapa sungai di Jawa sebagai irigasi
3) Bidang Sosial Budaya
Sultan Agung berhasil menyusun Tarikh Jawa
Ilmu pengetahuan dan seni berkembang pesat, sultan Agung mengarang kita sastra Gending Nitisruti dan Astabrata.
Sepeninggal Sultan Agung tahun 1645, kerajaan mataram mengalami kemunduran sebab penggantinya cenderung bekerjasama dengan VOC.
6. Kerajaan Cirebon
Kerajaan Cirebon didirikan Fatahillahs setelah
menyerahkan Banten kepada putranya.Pada masa pemerintahan Fatahillah (Sunan
Gunung Jati) perkembangan agama Islam di Cirebon mengalami kemajuan
pesat.Pengganti Fatahillah setelah wafat adalah penembahan Ratu, tetapi
kerajaan Cirebon mengalami kemunduran.Pada tahun 1681 kerajaan Cirebon pecah
menjadi dua, yaitu Kasepuhan dan Kanoman.
7. Kerajaan Makasar
Kerajaan Makasar yang berdiri pada abad 18
pada mulanya terdiri dari dua kerajaan yaitu kerajaan Gowa dan Tallo (Gowa
Tallo) yang beribu kota di Sombaopu. Raja Gowa Daeng Maurabia menjadi raja Gowa
Tallo bergelar Sultan Alaudin dan Raja Tallo Karaeng Matoaya menjadi patih
bergelar Sultan Abdullah.
Kerajaan Gowa Tallo
(Makasar) akhirnya dapat berkembang menjadi pusat perdagangan yang didorong
beberapa faktor, antara lain :
1. Letaknya strategis yang menghubungkan pelayaran Malaka-Jawa-Maluku
2. Letaknya di muara sungai yang memudahkan lalu lintas perdagangan antar daerah pedalaman
3. Jatuhnya Malaka ke tangan Portugis yang mendorong para pedagang mencari pelabuhan yang memperjual belikan rempah-rempah
4. Kemahiran penduduk Makasar dalam bidang pelayaran dan pembuatan kapal
1. Letaknya strategis yang menghubungkan pelayaran Malaka-Jawa-Maluku
2. Letaknya di muara sungai yang memudahkan lalu lintas perdagangan antar daerah pedalaman
3. Jatuhnya Malaka ke tangan Portugis yang mendorong para pedagang mencari pelabuhan yang memperjual belikan rempah-rempah
4. Kemahiran penduduk Makasar dalam bidang pelayaran dan pembuatan kapal
8. Kerajaan Ternate
Kerajaan
Ternate berdiri pada abad ke-13 yang beribu kota di Sampalu. Agama Islam mulai
disebarkan di Ternate pada abad ke-14.pada abad ke-15 Kerajaan Ternate dapat
berkembang pesat oleh kekayaan rempah-rempah terutama cengkih yang dimiliki
Ternate dan adanya kemajuan pelayaran serta perdagangan di Ternate.
Ramainya perdagangan rempah-rempah di Maluku mendorong terbentuknya persekutuan dagang yaitu :
1. Uli Lima (Persekutuan Lima) yang dipimpin Kerajaan Ternate
2. Uli Syiwa (Persekutuan Sembilan) yang dipimpin kerajaan Tidore
Kerajaan Ternate mencapai puncak kejayaan pada masa pemerintahan Sultan Baabullah.Pada saat itu wilayah kerajaan Ternate sampai ke daerah Filipina bagian selatan bersamaan pula dengan penyebaran agama Islam.Oleh karena kebesaransnya, Sultan Baabullah mencapa sebutan “Yang dipertuan” di 72 pulau.
Ramainya perdagangan rempah-rempah di Maluku mendorong terbentuknya persekutuan dagang yaitu :
1. Uli Lima (Persekutuan Lima) yang dipimpin Kerajaan Ternate
2. Uli Syiwa (Persekutuan Sembilan) yang dipimpin kerajaan Tidore
Kerajaan Ternate mencapai puncak kejayaan pada masa pemerintahan Sultan Baabullah.Pada saat itu wilayah kerajaan Ternate sampai ke daerah Filipina bagian selatan bersamaan pula dengan penyebaran agama Islam.Oleh karena kebesaransnya, Sultan Baabullah mencapa sebutan “Yang dipertuan” di 72 pulau.
9. Kerajaan Tidore
Kerajaan Tidore berdiri pada abad ke-13 hampir
bersamaan dengan kerajaan Ternate.Kerajaan Tidore juga kaya rempah-rempah
sehinga banyak dikunjungi para pedagang.
Pada awalnya Ternate dan Tidore bersaing
memperebutkan kekuasaan perdagangaan di Maluku.Lebih-lebih dengan datangnya
Portugis dan Spanyol di Maluku.Akan tetapi kedua kerajaan tersebut akhirya
bersatu melawan kekuasaan Portugis di Maluku.
Kerajaan Tidore mencapai puncak kejayaan pada masa pemerintahan Sultan Nuku. Pada masa pemerintahannya berhasil memperluas daerahnya sampai ke Halmahera, Seram dan Kai sambil melakukan penyebaran agama Islam
Kerajaan Tidore mencapai puncak kejayaan pada masa pemerintahan Sultan Nuku. Pada masa pemerintahannya berhasil memperluas daerahnya sampai ke Halmahera, Seram dan Kai sambil melakukan penyebaran agama Islam
Tidak ada komentar:
Posting Komentar