METODOLOGI PRAKTIKUM
A. Alat dan Bahan
1. Alat
a. Termometer batang, 1 buah
b. Stopwatch/jam tangan
c. Toples, 1 buah
2. Bahan
a. Ikan mas koki 1 ekor
b. Es batu
c. Air kran
d. Air panas
B. Prosedur Kerja
1. Mengambil 1 ekor ikan mas koki dan memasukkannya ke dalam becker glass (toples) yang berisi air kran (± 27oC) 800 mL. Hitung dan catat frekuensi gerakan (buka-tutup) Operculum dalam 1 menit selama 5 menir.
2. mengambil 1 ekor ikan mas koki dan memasukkan ke dalam becker glass (C) yang berisi air dingin (16oC) 800 mL. Hitung dan catat frekuensi gerakan (buka-tutup) Operculum dalam 1 menit selama 5 menit.
3. Kemudian 1 ekor ikan mas koki yang tadi dimasukkan ke dalam becker glass (toples) yang berisi air panas (38oC) 800 mL. Hitung dan catat frekuensi gerakan (buka-tutup) Operculum dalam 1 menit selama 5 menit.
4. Mencatat hasil pengamatan dalam tabel.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Praktikum
Data frekuensi gerakan Operculum ikan mas koki pada suhu air berbeda.
Becker Glass
|
Waktu (Menit ke-............)
|
Rerata
| ||||
1
|
2
|
3
|
4
|
5
| ||
(A) 27oC
|
100
|
102
|
108
|
103
|
92
|
101
|
(B) 16oC
|
67
|
59
|
61
|
69
|
60
|
63,2
|
(C)38oC
|
170
|
161
|
130
|
127
|
119
|
141,4
|
Rerata
|
112,33
|
107,33
|
99,66
|
99,66
|
90,33
|
101,86
|
B. Analisis Data
Kecepatan rata-rata menutup atau membuka Operculum
1. Becker glass A
= 101 kali/menit
2. Becker glass B
= 63,2 kali/menit
3. Becker glass C
= 141,4 kali/menit
C. Pembahasan
1. Pada becker glass A
Pada waktu ikan mas koki dimasukkan ke dalam becker glass atau toples yang berisi air kran (27oC), kita dapat melihat gerakan buka tutup Operculum ikan mas koki tersebut. Pada saat menit pertama, frekuensi gerakan Operculum mencapai 100 dan selanjutnya pada menit kedua sampai menit kelima yaitu 102, 108, 103, 92 akan didapatkan frekuensi rata-rata 101. ari frekuensi gerakan ini, kita dapat mengtahui gerakan frekuensi Operculum pada ikan. Menurut teori, ikan yang berada di dalam air dingin mempunyai Operculum yang
berubah-ubah, yaitu dari menit pertama sampai terakhir frekuensinya
seharusnya berkurang. Ini disebbabkan karena iakn pada suhu yang dingin
tidak dapat bertahan. Dari hasil praktikum yang didapat, frekuensi
gerakan Operculum ikan mas koki turun. Dari suhu air dingin frekuensi Operculum lebih rendah dibandingkan dengan frekuensi Operculum pada suhu normal dan suhu panas. Ini disebabkan karena metabolisme ikan menurun maka kecepatan respirasinya menurun.
2. Pada becker glass B
Pada waktu ikan mas koki dimasukkan ke dalam becker glass B yang berisi air panas (16oC), kita dapat melihat gerakan buka tutup Operculum ikan tersebut, dimana pada menit pertama frekuensinya mecapai 67 dan selanjutnya pada menit kedua sampai menit kelima yaitu 59, 61, 69, 60. Dari pengamatan tersebut dapat diketahui rata-rata rekuensi gerakan Operculum nya yaitu 63,2 kali/menit. Dari data yang diperoleh, dapat dilihat frekuensi gerakan Operculum ikan
turun dan lebih rendah dari frekuensi pada menit pertama dan
penurunannya tidak terlalu jauh artinya ikan bernapas dengan normal, dan
gerakan Operculum nya pun normal. Dibandingkan dengan suhu air dingin frekuensi Operculum nya lebih tinggi daripada suhu air normal, dan jika dibandingkan dengan suhu air panas, frekuensi Operculum nya rendah dibandingkan dengan air pada suhu normal.
3. Pada becker glass C
Pada waktu ikan mas koki dimasukkan ke dalam becker glass C yang berisi air dingin (38oC), kita dapat melihat gerakan buka tutup Operculum dari ikan tersebut. Pada saat menit pertama, frekuensi geerakan Operculum mencapai 170 dan seterusnya dari menit kedua sampai menit kelima beturut-turut yaitu 161, 130, 127, 119. Dari pengamatan didapatkan frekuensi rata-rata yaitu 141,4. Frekuensi Operculum ikan
mas koki dibandingkan denga becker glass A dan B karena suhu yang
tinggi akan mempengaruhi metabolisme khususnya respirasi selain itu
jumlah oksigen yang tersedia pada air panas lebih sedikit dibandingkan
pada suhu normal sehingga frekuensi gerakan Operculum air panas lebih tinggi.
Dari hasil pengamatan yang telah kami lakukan didapat bahwa frekuensi membuka serta menutupnya operculum pada ikan mas terjadi lebih sering pada setiap kenaikan suhu, serta penurunan suhu dari suhu kamar hingga suhu dibawah kamar (250C – 230C)semakin sering ikan itu membuka serta menutup mulutnya hal ini dapat kita simpulkan bahwa.bila
suhu meningkat, maka laju metabolisme ikan akan meningkat sehingga
gerkan membuka dan menutupnya operculum ikan akan lebih cepat daripada
suhu awal kamar, serta sebaliknya pula jika suhu menurun maka semakin
jarang pula ikan itu membuka serta menutup mulutnya. Pada peristiwa
temperature dibawah suhu kamar maka tingkat frekuensi membuka dan
menutupnya operculum akan semakin lambat dari pada suhu kamar. Dengan
adanya penurunan temperature, maka terjadi penurunan metabolisme pada
ikan yang mengakibatkan kebutuhan O₂ menurun, sehingga gerakannya melambat. Penurun O₂ juga dapat menyebabkan kelarutan O₂ di lingkungannya meningkat.
Dalam tubuh ikan suhunya bisa berkisar ± 1° dibandingkan temperature
linkungannya (Nikolsky, 1927). Maka dari itu, perubahan yang mendadak
dari temperature lingkungan akan sangat berpengaruh pada ikan itu
sendiri. Pada praktikum kali ini kita dapat memahami bahwa sebenarnya
suhu air pada media beaker glass ini dalam suhu 28° C lebih tinggi dari
pada suhu kamar yng ada di ruangan yaitu 25° C, sehingga pada waktu
dipindahkan ke dalam beaker galss ikan tersebut akan mengalami stress.
Sedangkan ukuran ikan yang digunakan dalam praktikum ini yaitu ikan
ukuran benih yang sangat rentan dan juga mudah stress sehingga agak juga
untuk melihat mekanisme membuka serta menutupnya operculum ikan
tersebut. Dalam hal ini juga tidak mutlak kesalahan dari bahan ataupun
alat yang kita gunakan, praktikan juga dapat menjadi kendala dalam
kesalahan kekurang telitian dalam melihat mekanisme membuka serta
menutup operculum ikan tersebut karena hal ini juga dapat mempengaruhi
ketepatan dalam pengamatan ini. Waktu penghitungan frekuensi gerakan
membuka serta menutupnya operculum juga sangat berpengaruh. Hal tersebut
yaitu daya adaptasi yang berbeda pada umur benih ikan mas dengan waktu
dimulainya perhitungan sangat berkaitan erat dalam mempenagruhi hasil pengamatan ini.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Suhu sangat berperan penting dalam mengatur segala aktivitas biologis organisme, baik hewan maupun tumbuhan. Pada suhu (38oC),
kecepatan respirasi ikan lebih tinggi. Hal ini disebabkan karena pada
suhu tersebut jumlah oksigen yang tersedia lebih sedikit. Pada suhu (16oC),
kecepatan respirasinya lebih rendah karena aktivitas organisme yang
kurang aktif dan metabolisme ikan manurun. Pada suhu normal (27oC),
kecepatan respirasi organisme /ikan normal, karena pada suhu ini
merupakan suhu optimum dimana organisme dapat hidup dengan baik.
B. Saran
1. Untuk laboratorium
Sebaiknya di laboratorium, alat-alat dan bahannya harus lengkap agar
praktikum berjalan dengan lancar. Selain itu, kebersihan laboratorium
harus dijaga.
2. Untuk asisten
Sebaiknya asisten mendampingi kelompok yang kurang memahami percobaan yang dipraktikumkan.
3. Untuk praktikum
Pada praktikum ini, diperlukan ketelitian mata dalam melihat hasil
pengamatan dan kelincahan kita dalam mengoperasikan alat, selain itu
perlu adanya perhatian dalam masalah kebersihan lab maupun sarana dan
prasarananya.
Editan:Nabila Fazrin Maulani
Tidak ada komentar:
Posting Komentar