SELEKSI
ALAM
I.
Tujuan :
Mengetahui dan memahami proses seleksi dan adaptasi
II.
Alat dan Bahan :
1.
Perforator (pelubang kertas)
2.
Karton manila (berwarna merah, kuning, dan
hijau), masing-masing berjumlah 100 buah
3.
Tali dan mistar ± 10m
4.
Stopwatch (jam)
Evolusi
(dalam kajian biologi)
berarti perubahan pada sifat-sifat terwariskan suatu populasi organisme
dari satu generasi ke generasi berikutnya. Perubahan-perubahan ini disebabkan
oleh kombinasi tiga proses utama: variasi, reproduksi, dan seleksi.
Evolusi didorong oleh
dua mekanisme utama, yaitu seleksi alam
dan hanyutan
genetik. Seleksi alam merupakan sebuah proses yang menyebabkan
sifat terwaris yang berguna untuk keberlangsungan hidup dan reproduksi
organisme menjadi lebih umum dalam suatu populasi - dan sebaliknya, sifat yang
merugikan menjadi lebih berkurang. Hal ini terjadi karena individu dengan
sifat-sifat yang menguntungkan lebih berpeluang besar bereproduksi, sehingga
lebih banyak individu pada generasi selanjutnya yang mewarisi sifat-sifat yang
menguntungkan ini. Setelah beberapa generasi, adaptasi
terjadi melalui kombinasi perubahan kecil sifat yang terjadi secara terus
menerus dan acak ini dengan seleksi alam.
Meskipun teori
evolusi selalu diasosiasikan dengan Charles Darwin,
namun sebenarnya biologi
evolusioner telah berakar sejak zaman Aristoteles.
Namun demikian, Darwin adalah ilmuwan
pertama yang mencetuskan teori
evolusi yang telah banyak terbukti mapan menghadapi pengujian ilmiah. Sampai
saat ini, teori Darwin mengenai evolusi yang terjadi karena seleksi alam
dianggap oleh mayoritas komunitas sains sebagai teori terbaik dalam menjelaskan
peristiwa evolusi.
Seleksi alam
yang dimaksud dalam teori evolusi
adalah teori bahwa makhluk hidup
yang tidak mampu beradaptasi dengan lingkungannya lama kelamaan akan punah.
Yang tertinggal hanyalah mereka yang mampu beradaptasi dengan lingkungannya.
Dan sesama makhluk hidup akan saling bersaing untuk mempertahankan hidupnya.
Atau dapat juga di artikan proses di mana mutasi genetika yang meningkatkan
keberlangsungan dan reproduksi suatu organisme menjadi (dan tetap) lebih umum
dari generasi yang satu ke genarasi yang lain pada sebuah populasi. Ia sering
disebut sebagai mekanisme yang "terbukti sendiri" karena:
- Variasi terwariskan terdapat dalam populasi organisme.
- Organisme menghasilkan keturunan lebih dari yang dapat bertahan hidup
- Keturunan-keturunan ini bervariasi dalam kemampuannya bertahan hidup dan bereproduksi.
Kondisi-kondisi ini
menghasilkan kompetisi antar organisme untuk bertahan hidup dan bereproduksi.
Oleh sebab itu, organisme dengan sifat-sifat yang lebih menguntungkan akan
lebih berkemungkinan mewariskan sifatnya, sedangkan yang tidak menguntungkan
cenderung tidak akan diwariskan ke generasi selanjutnya.
Konsep pusat seleksi
alam adalah kebugaran evolusi organisme. Kebugaran evolusi mengukur kontribusi genetika
organisme pada generasi selanjutnya. Namun, ini tidaklah sama dengan jumlah
total keturunan, melainkan kebugaran mengukur proporsi generasi tersebut untuk
membawa gen sebuah organisme.Karena itu, jika sebuah alel meningkatkan
kebugaran lebih daripada alel-alel lainnya, maka pada tiap generasi, alel
tersebut menjadi lebih umum dalam populasi. Contoh-contoh sifat yang dapat
meningkatkan kebugaran adalah peningkatan keberlangsungan hidup dan fekunditas. Sebaliknya, kebugaran yang lebih rendah yang
disebabkan oleh alel yang kurang menguntungkan atau merugikan mengakibatkan
alel ini menjadi lebih langka. Adalah penting untuk diperhatikan
bahwa kebugaran sebuah alel bukanlah karakteristik yang tetap. Jika lingkungan
berubah, sifat-sifat yang sebelumnya bersifat netral atau merugikan bisa
menjadi menguntungkan dan yang sebelumnya menguntungkan bisa menjadi merugikan.
Seleksi alam dalam
sebuah populasi untuk sebuah sifat yang nilainya bervariasi, dapat
dikategorikan menjadi tiga jenis. Yang pertama adalah seleksi berarah (directional selection), yang merupakan
geseran nilai rata-rata sifat dalam selang waktu tertentu. Kedua, seleksi pemutus (disruptive selection), merupakan seleksi
nilai ekstrem, dan sering mengakibatkan dua nilai yang berbeda menjadi lebih umum (dengan menyeleksi keluar nilai
rata-rata).. Ketiga, seleksi pemantap (stabilizing selection), yaitu seleksi
terhadap nilai-nilai ektrem, menyebabkan penurunan variasi di sekitar nilai
rata-rata.[88] Hal ini dapat menyebabkan organisme secara pelahan
memiliki sifat yang sama.
Kasus khusus seleksi
alam adalah seleksi seksual, yang merupakan seleksi untuk sifat-sifat yang
meningkatkan keberhasilan perkawinan dengan meningkatkan daya tarik suatu
organisme.
Evolusi memengaruhi
setiap aspek dari bentuk dan perilaku organisme. Yang paling terlihat adalah
adaptasi perilaku dan fisik yang diakibatkan oleh seleksi alam.
Adaptasi-adaptasi ini meningkatkan kebugaran dengan membantu aktivitas seperti
menemukan makanan, menghindari predator, dan menarik lawan jenis. Organisme
juga dapat merespon terhadap seleksi dengan berkooperasi satu sama lainnya,
biasanya dengan saling membantu dalam simbiosis. Dalam jangka waktu yang lama, evolusi menghasilkan
spesies yang baru melalui pemisahan populasi leluhur organisme menjadi kelompok
baru yang tidak akan bercampur kawin.
Adaptasi merupakan
struktur atau perilaku yang meningkatkan fungsi organ tertentu, menyebabkan
organisme menjadi lebih baik dalam bertahan hidup dan bereproduksi. Ia
diakibatkan oleh kombinasi perubahan acak dalam skala kecil pada sifat
organisme secara terus menerus yang diikuti oleh seleksi alam varian yang
paling cocok terhadap lingkungannya. Proses ini dapat
menyebabkan penambahan ciri-ciri baru ataupun kehilangan ciri-ciri leluhur.
Dari penjelasan di
atas diketahui bahwa seleksi alam adalah salah satu faktor pendorong terjadinya
evolusi (teori darwinisme). Maka dari itu kami melakukan praktik simulasi
seleksi alam ini untuk mengetahui proses seleksi alam beserata factor yang
mempengaruhinya sebagai salah satu proses pembelajaran mengenai materi tentang
‘Evolusi’.
IV.
Cara Kerja :
1.
Dengan menggunakan perforator, membuat
potongan-potongan kecil kertas manila warna merah, kuning dan hijau sebanyak
masing- masing 100 buah.
2.
Memasukkan potongan kertas tersebut
masing-masing ke dalam kantong yang terpisah.
3.
Mencari lapangan rumput yang terbuka dan menentukan
suatu bidang seluas 4m2.
4.
Memotong kertas manila yang ditaburkan merata di
atas lapangan percobaan.
5.
Memungut kembali selama 3 menit, melakukan dari
ujung lapangan bergerak ke pusat lapangan.
6.
Menghitung jumlah kertas merah, kuning, dan
hijau yang terambil kembali.
V.
Tabel Hasil Pengamatan
Perincian
Data
|
Hijau
|
Kuning
|
Merah
|
1.
Jumlah sebelum ditaburkan
|
100
|
100
|
100
|
2.
Jumlah yang terambil kembali
|
24
|
38
|
32
|
3.
Selisih antara jumlah sebelum dan sesudah di
ambil kembali
|
76
|
62
|
68
|
VI.
Pembahasan
1.
Apakah perbedaan jumlah kertas yang terpungut
kembali antara kertas merah dan hijau mempunyai angka yang mencolok?
Jawab : Ya, karena warna hijau sama dengan
warna lapangan yang kita gunakan untuk praktikum yaitu warna hijau, sehingga
warna merah lebih mencolok. Maka warna hijau menjadi terkamuflase dengan
lapangannya (rumput hijau)
2.
Jika percobaan itu diulangi lagi, apakah
hasilnya akan menunjukkan hasil yang sama? Jelaskan!
Jawab :
Tidak, karena jumlah kertas lebih sedikit dibandingkan dengan percobaan yang
pertama.
3.
Percobaan itu dilakukan pada padang rumput yang
menguning, apakah hasilnya sama? Jelaskan!
Jawab :
Tidak, karena kertas warna kuning lebih tersamarkan dengan warna rumput.
4.
Berdasarkan data yang anda peroleh, buatlah
kesimpulannya!
Jawab :
Makhluk hidup yang dapat beradaptasi dengan lingkungan, hidupnya dapat
bertahan, sedangkan makhluk hidup yang tidak dapat beradaptasi terhadap
lingkungan akan mengalami penurunan jumlah, bahkan punah.
5.
Coba hubungkan kesimpulan anda pada nomor 4 dengan populasi kupu-kupu malam (Biston betularia) sebelum dan sesudah
revolusi-industri di Inggris atau dengan populasi cecak hitam dan putih di
tempat yang berwarna putih!
Jawab : Setelah revolusi
industri, udara di Inggris menjadi gelap oleh asap dan debu industri, sehingga
populasi ngengat biston betularia putih menurun karena tidak dapat beradaptasi
dengan lingkungan, akibatnya mudah ditangkap oleh pemangsanya. Sedangkan cicak
yang berwarna gelap di tempat yang terang lebih mudah terlihat sehingga mudah
tertangkap oleh predator.
6.
Apakah ada hubungan antara arti kamuflase dengan
tujuan percobaan di atas?
Jawab :
Ada, karena kertas yang ber warna hijau berkamuflase dengan rumput yang
berwarna hijau. Sehingga warnanya tersamarkan atau sulit dibedakan dengan
lingkungan sekitarnya.
7.
Apakah yang dimaksud dengan adaptasi? Berilah
contohnya!
Jawab :
Adaptasi adalah kemampuan makhluk hidup
untuk bertahan hidup dan berkembang biak serta menyesuaikan diri dengan
lingkungannya. Contoh : mimikri pada bunglon, autotomi pada cicak.
8.
Mengapa tidak semua organisme yang hidup di masa
lampau dapat menjadi spesies baru? Jelaskan!
Jawab :
Karena tidak semua organisme yang hidup di masa lampau dapat beradaptasi dengan
perubahan lingkungan yang terjadi pada saat itu.
9.
Apakah yang akan terjadi bila organisme tersebut
tidak bisa menyesuaikan diri dengan lingkungannya?
Jawab :
Oragnisme tersebut akan punah, karena tidak dapat beradaptasi dengan
lingkungannya.
10.
Faktor apakah yang menyebabkan suatu spesies itu
musnah, sedangkan spesies yang lain dapat mempertahankan kelestariannya?
Jawab :
Faktor kemampuan beradaptasi. Makhluk hidup yang dapat beradaptasi dengan
lingkungannya dapat mempertahankan kelestariaannya, dan yang tidak dapat dapat
beradaptasi populasinya kan berkurang bahkan punah. Dengan begitu dapat disimpulkan
bahwa makhluk hidup yang dapat beradaptasi di lingkungannya inilah yang dapat
lolos dari seleksi alam. Selain itu faktor lainnya adalah perkawinan tak
acak,migrasi,hanyutan genetik,mutasi, serta rekombinasi dan seleksi.
VII.
Kesimpulan
a.
Simpulan
·
Makhluk hidup yang dapat beradaptasi dengan
lingkungannya akan bertahan hidup dan dapat menjaga kelestariannya, sedangkan
makhluk hidup yang tidak dapat beradaptasi akan mengalami pengurangan jumlah
populasi bahkan punah.
·
Makhluk hidup yang mampu bertahan hidup karena
mampu beradaptasi di lingkungannya inilah yang dapat lolos dari seleksi alam.
·
Salah satu cara untuk bertahan hidup adalah
dengan berkamuflase dengan lingkungannya.
·
Faktor yang mempengaruhi evolusi makhluk hidup
antara lain : Perkawinan tak acak, migrasi, hanyutan genetik, seleksi alam,
mutasi,rekombinasi dan seleksi.
b.
Saran
·
Sebaiknya dalam menghamburkan kertas harus
merata.
·
Sebaiknya memperhatikan arah angin saat
menghamburkan kertas, sehingga kertas tidak keluar dari kotak dan hasilnya
merata.Daftar Pusaka: http://semuadarimimpi1.blogspot.com/2013/01/percobaan-seleksi-alam.html
http://likefaworld.blogspot.com/2012/06/seleksi-alam.html
Editan:Nabila Fazrin Maulani
Tidak ada komentar:
Posting Komentar